Ini Alasan Harga Solar yang Turun, Bukan Premium

premium, penggunanya adalah mobil pribadi yang dimiliki masyarakat mampu

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 11 Okt 2015, 16:50 WIB
Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan, awal Oktober tidak ada penurunan atau kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik itu bensin premium maupun solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) telah menurunkan harga solar Rp 200 per liter. Pihak dari Pertamina mengungkapkan alasan lebih dipilihnya harga solar yang diturunkan ketimbang Premium.

Vice President Corporate Cmommunication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, diturunkannya harga solar karena bahan bakar tersebut paling banyak digunakan oleh kendaraan angkutan logistik. Penurunan harga akan mengurangi beban harga barang yang akan dibeli masyarakat.

"Kami melihat ke depan solar lebih tepat diambil langkah awalan dan hampir 60 persen dari 104 juta kendaraan memang untuk angkatan truk dan barang pakai solar," kata Wianda, dalam sebuah diskusi di Gedung Dewan Pers, Minggu (11/10/2015).

Wianda menambahkan, untuk premium, penggunanya adalah mobil pribadi yang dimiliki masyarakat mampu, sehingga jika diturunkan harganya tidak memberikan pengaruh banyak.

"Berbanding terbalik dengan premium di mana 43 persen oleh mobil pribadi. Tentu pilihan penyesuaian harga BBM ini adalah pilihan tepat," tuturnya.

Menurut Wianda, kebijakan penurunan harga solar tersebut harus dibarengi dengan kebijakan penurunan harga lainnya, sehingga dampaknya dirasakan masyarakat.

"Saya melihat kebijakan harga ini tidak bisa berdiri sendiri. Dari sisi operasional di lapangan harus adalah kemudahan oleh pemerintah," pungkasnya. (Pew/Zul)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya