Liputan6.com, Jakarta Siapa yang senang makanan dan minuman pahit? Ternyata, pilihan makanan atau minuman pahit bisa mencerminkan kepribadian Anda. Menurut penelitian, keinginan untuk makanan dan minuman pahit bisa menjadi tanda dari kepribadian jahat, termasuk Machiavellianism, sadisme, dan narsisme.
Studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Appetite menjelaskan bau dan rasa diproses di sistem limbik otak, yang terdiri dari jaringan struktur yang terhubung dekat dengan tengah otak di dalam sistem saraf pusat. Struktur ini bekerja sama dalam mempengaruhi berbagai perilaku, termasuk emosi, motivasi, dan memori.
Advertisement
Christina Sagioglou, penulis studi dan psikolog di University of Innsbruck di Austria, dan rekannya Tobias Greitemeyer, berusaha menyelidiki bagaimana pilihan rasa pahit mungkin berhubungan dengan ciri-ciri kepribadian antisosial.
Penelitian ini melibatkan sekitar 1.000 orang dengan usia rata-rata 35 tahun. Mereka dianalisis dalam dua percobaan terpisah.
Pada percobaan pertama, 500 pria dan wanita menunjukkan daftar panjang makanan dengan jumlah yang sama dari manis, asin, asam, dan pahit makanan, seperti kue cokelat, daging, cuka, dan lobak.
Peneliti menanyakan seberapa banyak mereka menyukai masing-masing makanan pada skala enam poin mulai dari "sangat tidak suka" hingga untuk "sangat suka".
Untuk percobaan kedua, peserta diminta menilai seberapa besar mereka setuju atau tidak setuju dengan pernyataan dalam menilai ciri-ciri kepribadian dari Machiavellianism, psikopati, dan narsisme.
Para peserta juga diminta untuk menjawab pertanyaan berkaitan dengan "lima besar" ciri-ciri kepribadian: extraversion, agreeableness, conscientiousness (teliti dan hati-hati), dan stabilitas emosi.
Berdasarkan kedua percobaan, para peneliti menyimpulkan preferensi rasa pahit terkait dengan ciri-ciri kepribadian jahat.
"Preferensi rasa pahit umum muncul sebagai prediktor kuat untuk Machiavellianism, psikopati, narsisme, dan sadisme sehari-hari," tulis para peneliti seperti dilansir Medicaldily, Senin (12/10/2015).
Mereka juga menemukan orang-orang dengan ciri-ciri sadis, konsumsi makanan pahitnya sebanding dengan rollercoaster, di mana mereka menikmati hal-hal yang disebabkan rasa takut, menurut Sagioglou.
Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Paul Rozen pada 1980-an, yang menggambarkan sadisme sehari-hari untuk masokisme jinak, atau kenikmatan kegiatan yang menyakitkan.
Demikian pula, sebuah studi 2013 yang dipublikasikan dalam Jurnal Food Quality and Preference menemukan kepribadian berhubungan dengan keinginan makan makanan pedas atau rempah-rempah.
Orang-orang yang lebih senang film atau mencari petualangan sekitar enam kali lebih mungkin untuk menikmati makanan pedas. Rozen pernah menjelaskan, ada korelasi antara menyukai rollercoaster dan menyukai makanan pedas yakni sama-sama menimbulkan sensasi. (Melly F)*