Lahan Terbakar, Petani Jambi Terancam Kehilangan Mata Pencaharian

Ribuan hektare perkebunan warga seperti sawit dan karet di Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari habis dilalap sijago merah.

oleh Bangun Santoso diperbarui 11 Okt 2015, 22:57 WIB
Kabut asap juga melanda Kota Jambi, yang mengakibatkan jadwal penerbangan di Bandara Sultan Thaha terganggu.

Liputan6.com, Jambi - Kebakaran hutan dan lahan tak hanya menimbulkan bencana kabut asap. Ratusan petani di Kabupaten Batanghari, Jambi terancam kehilangan mata pencaharian, karena banyak perkebunan warga yang terbakar.

Dari informasi yang diperoleh Liputan6.com, ribuan hektare perkebunan warga seperti sawit dan karet di Kecamatan Batin XXIV, Kabupaten Batanghari habis dilalap sijago merah. Perkebunan yang terbakar itu terletak di 2 desa yakni, Desa Jangga Baru dan Desa Terentang Baru.

"Kebakaran terjadi sekitar tanggal 2 sampai 3 Oktober lalu. Informasinya ada sekitar 1.400 hektare perkebunan masyarakat yang hangus terbakar," ujar Camat Batin XXIV, Ibnu di Jambi, Minggu (11/10/2015).

Sementara itu, Sekretaris Desa Jangga Baru, Suwarno merincikan, perkebunan warga yang terbakar di desanya mencapai 800 hektare. Sementara di Desa Terentang Baru lahan perkebunan yang terbakar mencapai 600 hektare.

"Mirisnya perkebunan itu sebagian besar adalah perkebunan karet yang siap panen. Sementara sisanya adalah perkebunan sawit," kata Suwarno.

Masih menurut Suwarno, dari pengakuan sejumlah warga di desanya, sumber api diduga berasal dari daerah perbatasan antara Desa Jangga Baru dengan Desa Terentang Baru.

"Tapi ini belum pasti, ini baru pengakuan warga, bahwa api muncul dari daerah perbatasan," kata Suwarno.

Kawasan Kabupaten Batanghari diketahui menjadi daerah cukup rawan akan kebakaran lahan dan hutan. Daerah lain di Jambi yang terbilang paling rawan adalah Kabupaten Muarojambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Dari data Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jambi, total kawasan yang terbakar di Provinsi Jambi mencapai 33 ribu hektare. Kawasan itu meliputi perkebunan warga, perusahaan perkebunan, HTI, hutan lindung dan taman nasional. (Ron/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya