Liputan6.com, Tokyo Sejak Gundam 00 yang mengudara pada 2007 lalu, rasanya fans anime Gundam tak menemukan lagi serial televisi dari franchise tersebut yang benar-benar memiliki cerita luar biasa dengan bumbu menarik di dalamnya.
Lihat saja setelahnya, Gundam: Reconguista in G yang terlalu kaku dan Gundam AGE yang sangat berlebihan dalam menggambarkan konflik dalam franchise robot paling populer ini.
Advertisement
Memang, Gundam yang selalu mengangkat tema politik dan pertikaian antar komunitas bumi dan luar angkasa, biasanya selalu membawa penonton ke dalam rasa penasaran dengan alur cerita dan karakter yang cukup menggemaskan.
Kini setelah delapan tahun berlalu, akhirnya Sunrise berhasil membawa nuansa menarik tersebut lewat Mobile Suit Gundam: Iron-Blooded Orphans (Kidou Senshi Gundam: Tekketsu no Orphans) yang baru saja mengudara di Jepang sejak 4 Oktober 2015 lalu.
Bahkan di situs Daisuki.net, fans tanah air sangat beruntung karena adanya subtitle (teks) berbahasa Indonesia di dalam streaming-nya.
Kisahnya sendiri berselang 300 tahun setelah konflik besar antara Bumi dan Mars yang dikenal sebagai 'Calamity War', atau Perang Bencana. Seorang wanita bernama Kudelia Aina Bernstein, melakukan perjalanan ke Bumi agar bisa mewakili kemerdekaan kota Chryse di Mars, yang berada di bawah kendali pemerintahan bumi.
Pihak yang menemaninya adalah perusahaan keamanan swasta CGS, dengan Mikazuki Augus dan Orga Itsuka sebagai anggotanya. Ketika kelompok bernama Gjallarhorn menyerang CGS dan Kudelia, Orga menyikapinya sebagai kesempatan untuk memberontak terhadap CGS dan meluncurkan kudeta.
Mikazuki dan Orga lalu terdorong masuk menuju ke sebuah konflik baru. Demi bisa menangkal Gjallarhorn, Mikazuki mengendarai sebuah Mobile Suit kuno dari Calamity War yang didukung oleh reaktor nuklir bernama Gundam Barbatos.
Di episode pertama, kita melihat ciri khas anime Gundam, yaitu asal usul konfilk yang dibuka dengan kebengisan satu pihak sekaligus tragedi di pihak lainnya. Di sini, peran Mikazuki yang diplot sebagai pilot Gundam, memiliki watak yang kurang menonjol.
Peran yang dominan justru didapat dari karakter Orga Itsuka yang bertindak seperti seorang pemimpin dengan keberanian luar biasa. Kudelia Aina Bernstein bahkan nyaris menyerupai karakter utama wanita di Gundam Wing, namun dengan sifat yang lebih naif.
Ada juga Biscuit yang tampaknya bisa menjadi sosok kocak di sepanjang cerita. Satu lagi yang membuat gemas adalah Letnan Crank yang terjun bersama Gjallarhorn untuk menyerbu CGS.
Pada akhirnya, di awal penayangan Gundam: Iron-Blooded Orphans ini, kita bisa melihat gambaran umat manusia andaikan memiliki pemimpin dengan moral paling rendah, yaitu mempekerjakan secara paksa anak-anak yatim piatu dengan didikan ala militer.
Dibuka oleh lagu berjudul Raise your Flag, anime ini menimbulkan ekspektasi akan adanya hal-hal inspiratif bagi penonton agar menjadi individu yang aktif. Sejauh ini, episode perdana dan kedua Mobile Suit Gundam: Iron-Blooded Orphans mampu membuat kita penasaran untuk mengikuti kisah-kisah selanjutnya. (Rul/Feb)