Liputan6.com, Bengkulu Sebanyak 8 turis asal Inggris menjelalajahi Hutan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), Provinsi Bengkulu, dalam rangkaian pengumpulan dana bagi penyelamatan kawasan dan habitat Harimau Sumatera.
Mereka adalah Rebbeca Willers, Sarah Forsyth dari Colchester zoo, Hayley Poter dari Woburn Safari Park, Cheryl Midgeley dari Linton zoo, Lyn Whitnal, Olivia Walter dari Wildlife vets International, Charlotte Corney dari Isle of Wight zoo dan Clive Barwick dari Colchester zoo.
Advertisement
Turis-turis ini merupakan pengelola kebun binatang di Inggris yang tengah melakukan penjelajahan sejak 30 September hingga 8 Oktober 2015 silam, dengan menjelajahi hutan TNKS sejauh sekitar 80 km.
"Misi ini dilakukan dalam upaya kami mengumpulkan dana untuk menyelamatkan populasi Harimau Sumatera dan TNKS, dengan menjelajah TNKS kami tahu bagaimana sesungguhnya kehidupan Harimau Sumatera yang selalu terancam punah oleh kondisi hutan yang rusak akibat illegal logging, perambahan dan pemburu harimau itu sendiri," kata Rebbeca Willers dari Shepreth Wildlife Park, Cambrigde kepada Liputan6.com, Minggu (11/10/2015).
Dari hasil perjalanan mereka akan diproduksi film dokumenter, slide, lembar advertising, dan lainnya yang diperuntukkan pada pengunjung kebun binatang mereka.
Dalam satu tahun pengunjung kebun binatang Shepreth Wildlife Park, Cambrigde dikunjungi lebih dari 2 juta orang, mereka akan diajak untuk menyumbang, selain itu uang tiket masuk mereka akan disisihkan guna penyelamatan Harimau Sumatera dan TNKS.
Lynn Whitnall dari Paradise Wildlife Park juga menyebutkan hal serupa, ia mengisahkan kebun binatang keluarga yang kelolanya hanya memiliki luas sekitar 15 hektar, dan mampu mengembangbiakkan Harimau Sumatera, namun dirinya juga menyayangkan jika masih ada oknum yang tak peduli dengan kondisi Harimau Sumatera.
"Kami menemukan banyak sekali jerat harimau sepanjang perjalanan di TNKS, dan itu kami hancurkan, kami juga menemukan masyarakat yang melakukan illegal logging, mereka lari saat melihat kami, lalu mesin gergajinya kami ambil dan diserahkan ke Polisi Hutan," ujar Lynn.
Para pecinta satwa itu berjanji, sumbangan para donatur nantinya akan mereka berikan kepada Flora Fauna Internasional Perwakilan Indonesia (FFI), untuk selanjutnya didistribusikan untuk program Pelestarian Harimau Sumatera (PHS) bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Landscape TNKS.
Menangis Melihat Jerat
Perjalanan selama sepekan mengelilingi TNKS menurut mereka cukup menguras emosi, bahkan mereka mengaku sempat menangis melihat jerat di tengah hutan. Mereka tak dapat membayangkan bagaimana kondisi harimau yang terluka akibat terkena jerat tersebut.
"Kami menangis melihat jerat banyak ditemukan di TNKS," kata Hayley Potter.
Sementara itu, Komandan Kantor TNKS Resor Bengkulu Utara dan Mukomuko, Nurmahmudi menyebutkan, program tersebut melibatkan Polhut melalui unit patrol dibawah komando TNKS.
"Kami berharap dengan kegiatan tersebut dapat membantu kami mengamankan wilayah TNKS yang cukup luas ini, selama ini meski personel terbatas kami telah membuat program pengamanan kawasan TNKS dengan melibatkan masyarakat sekitar kawasan hutan," tegas Nurmahmudi. (Yuliardi Hardjo Putro/Ibo)