Liputan6.com, California - Isu asteroid yang dikabarkan akan mendekati Bumi memang sudah menyeruak sejak lama. The National Aeronautics and Space Administration (NASA) pun dikabarkan tengah melacak keberadaan 1.400 asteroid yang berpotensi membahayakan bumi. Bahkan, diperkirakan ke depannya asteroid tersebut akan mencapai bumi serta memberikan dampak `mengerikan` terhadap planet ini.
Baru-baru ini, Badan Antariksa Amerika Serikat tersebut memberikan update terkait soal pemantauan asteroid. Menurut informasi yang dilansir Techeblog, Senin (12/10/2015), NASA menemukan benda luar angkasa yang diyakini sebagai asteroid dengan ukuran lebar 2,5 kilometer.
Advertisement
Asteroid dengan ukuran raksasa ini dilaporkan tengah mendekati orbit Bumi dan berada di titik terdekatnya pada pekan ini. Saat berada di titik paling dekat dengan Bumi, asteroid tersebut hanya berjarak sekitar 25 juta kilometer.
Namun, asteroid yang memiliki kode nama 86666 (2000 FL10) ini kabarnya tidak akan mengancam Bumi. Paul Chodas, Manajer Near-Earth Object di NASA menjelaskan bahwa meski asteroid besar tersebut berada di posisi terdekat dengan Bumi, bukan berarti keberadaannya memberikan dampak buruk terhadap Bumi.
Sebelumnya NASA pernah menjelaskan bahwa tingkat potensi asteroid `bertabrakan` dengan Bumi berada di tingkat kurang dari 0.01 persen sampai 100 tahun ke depan. Yang artinya, hal tersebut menandakan lintasan orbit objek luar angkasa berada di jalur paling aman dan tidak mengakibatkan dampak mengerikan terhadap Bumi.
Di sebuah grafik lintasan objek luar angkasa, NASA memperlihatkan asteroid 86666 (2000 FL10) mempunyai jalur yang memotong lintasan Bumi. Di grafik tersebut, juga terlihat bahwa asteroid 86666 memiliki kemungkinan bisa bersinggungan dengan lintasan Mars. Sementara, Venus dan Merkurius aman dari lintasan asteroid tersebut.
Sekadar informasi, setidaknya terdapat sekitar 1 juta asteroid yang hidup berada di dekat bumi, bahkan, bisa saja keberadaan jutaan asteroid tersebut mampu mengancam planet Bumi.
Bukti otentik yang diperlihatkan dari fenomena asteroid ini adalah saat obyek tak dikenal meledak di atas Chelyabinsk, Rusia, dengan kekuatan 20-30 kali dari bom atom Hiroshima.
Ini merupakan kejadian yang mengejutkan setelah sebelumnya terjadi peristiwa Tunguska pada 1908. Tunguska adalah kerusakan hutan yang luas di Siberia setelah obyek tak dikenal memasuki atmosfer bumi.
Selama sekitar dua dekade terakhir, NASA terus-menerus melakukan pencarian asteroid berbahaya yang bisa mengancam bumi dengan ukuran lebih dari 1 kilometer. NASA mengklaim telah berhasil dengan menembus angka 98 persen di antaranya.
Namun, sebuah perusahaan yang bermitra dengan NASA, Planetary Resources, menyebutkan alat pendeteksi asteroid itu baru hanya bisa mendeteksi 1 persen obyek-obyek yang mengitari matahari.
(jek/isk)