Liputan6.com, Jakarta - PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi), menyatakan mendapat tambahan pendapatan sekitar US$ 30 juta setiap tahun setelah mengakusisi aset Lundin Indonesia Holding B.V. yang berada di Indonesia.
Direktur Utama & CEO PT Medco Energi Internasional Tbk, Lukman Mahfoedz mengatakan, akusisi aset perusahaan migas asal Swedia tersebut efektif 1 Oktober. Namun, saat ini masih menunggu persetujuan pemerintah.
Advertisement
"Medco baru akuisisi Lundin. Setahun ada US$ 30 juta tambahannya. Kita sedang minta persetujuan pemerintah," kata Lukman, di kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (12/10/2015).
Lukman mengatakan, dari akusisi tersebut produksi gas Medco Energi Internasional bertambah 1.800 barel setara minyak (Barel Oil Equivalent Per Day/BOEPD), dengan begitu dapat memperkuat ketahanan energi yang berasal dari gas dan mengurangi ketergantungan terhadap minyak.
"Gas meningkat, walau sedikit. Tapi kalau diekuivalen tambahan sekitar 1.800 BOEPD tambahan produksi Medco," tutur Lukman.
Lukman menambahkan, gas tersebut akan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik yang dioperatori oleh PT PLN (persero).
Sebelumnya Lukman mengungkapkan, aset-aset di Indonesia yang diakuisisi dari Lundin Indonesia Holding B.V termasuk hak partisipasi non-operator di Blok Lematang, dan hak partisipasi operator di South Sokang dan Blok Cendrawasih VII, serta Perjanjian Studi Bersama (Joint Study Agreement) atas Blok Cendrawasih VIII.
Lundin Indonesia Holding B.V, perusahaan afiliasi yang sepenuhnya dimiliki oleh Lundin Petroleum AB (Lundin), merupakan perusahaan swasta asal Swedia yang aktif beroperasi di Eropa dan Asia Tenggara serta bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi.
Lundin menguasai 25,8824 persen hak partisipasi di Lapangan Singa (Lematang PSC), 100 persen hak partisipasi di Blok Cendrawasih VII (Cendrawasih VII PSC), 100 persen hak partisipasi di Cendrawasih VIII JSA, dan 60 persen hak partisipasi di Blok South Sokang (South Sokang PSC). (Pew/Ahm)