Liputan6.com, Jakarta Seorang fotografer berhasil mendapatkan gambar sejumlah wanita usai melakukan operasi plastik. Adalah Ji Yeo (29) yang berhasil meminta izin mereka untuk menunjukkan bagaimana kecantikan adalah hal yang disukai semua orang.
Yeo pada Dailymail, Senin (12/10/2015) mengungkap, bagaimana wanita disana lebih banyak dikritik karena penampilannya ketimbang wawasannya.
Advertisement
"Media didominasi oleh wanita ideal. Sebagai hasil budaya keindahan visual, wanita akan dinilai lebih bila memiliki penampilan menarik daripada kepribadian yang baik. Akhirnya wanita Korea sering terperangkap pada kondisi ini," katanya.
Kondisi ini pula, kata dia, dimanfaatkan industri kosmetik dan klinik kecantikan untuk mengambil keuntungan. Wajar saja bila data yang dikumpulkan dari International Society of Aesthetic Plastic Surgery pada 2010 mencatat, prosedur bedah plastik di negeri gingseng paling laris manis sedunia.
Mirisnya, Yeo mengatakan, wanita di sana seakan tidak peduli lagi mengenai prosedur luka, memar dan jaringan parut yang bisa mereka dapatkan usai operasi. "Luar biasa, mereka menganggap proses pascapemulihan adalah hal biasa."
Sebagian besar wanita juga mengaku mengambil pinjaman bank demi memancungkan hidung dan menyempitkan dagu, membesarkan payudara, serta melebarkan mata.
"Di Amerika, perempuan lebih fokus mengubah tubuhnya dibandingkan wajahnya. Sedangkan wanita Korea merasa, garis wajah dengan hidung mancung dan garis rahang yang kecil lebih cantik," ujarnya.
Terlepas dari geografi atau jenis tubuh, Yeo ingin menunjukkan pada foto-fotonya yang berjudul Beauty Recovery Room ini bisa membuka wanita dunia sebab ada wanita yang rela menghabiskan ribuan dolar dan bertahan dengan memar dan luka demi kecantikan.