Takut Dihukum, Murid Malaysia Kabur dari Asrama Berakhir Tragis

Tujuh orang siswa melarikan diri dari sekolah asrama. 48 hari kemudian, dua orang ditemukan. Yang lain, pulang tinggal nama.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 12 Okt 2015, 17:36 WIB
(medialantang.com)

Citizen6, Jakarta Sekolah Kebangsaan (SK) Tohoi di Gua Musang, Kelantan, Malaysia, adalah sebuah sekolah yang memiliki asrama. Pada tanggal 23 Agustus 2015, tujuh murid dilaporkan hilang. Enam murid perempuan dan seorang murid laki-laki melarikan diri dari asrama karena takut dihukum guru setelah mandi di sungai tanpa izin.

Tim SAR, polisi dan tentara Malaysia telah dikerahkan untuk mencari tujuh orang siswa tersebut. Bahkan, 40 dukun turut membantu untuk mendeteksi keberadaan murid-murid tersebut. Menurut media setempat, hmetro, ketujuh siswa lari ke dalam hutan karena takut dihukum, yang membuat pencarian sulit untuk dilakukan.

Salah seorang ibu siswa memilih menggunakan jasa dukun dan pawang untuk menemukan anaknya, meski tetap tidak ditemukan hasil. Lebih dari 300 orang yang 200 di antaranya adalah tentara darat, turut membantu operasi pencarian tersebut.

Selepas 48 hari hilang, dua murid perempuan akhirnya ditemukan. Mereka berdua ditemukan selamat setelah bergelayut di bawah akar pohon besar di tepi sebuah sungai. Menurut Ketua Polisi Kelantan, Datuk Mazlan, dua anak tersebut yakni Miksudiar Alui (11) dan Norieen Yaakob (10) ditemukan bersama satu mayat perempuan.

"Mayat tersebut diidentifikasi sebagai Ika Ayel, sembilan tahun. Ia meninggal kira-kira empat hari lalu," tutur Datuk Mazlan, seperti dikutip dari HGM, Senin (12/10/2015).

Kedua murid perempuan tersebut ditemukan dalam keadaan lemah karena dehidrasi dengan muka cekung dan badan kurus. Keduanya saat ditemukan terlihat pakaian dan rambutnya berantakan serta tidak terurus karena lama tinggal di hutan dan tidak tahu jalan pulang. Mereka mengaku selama ini hanya makan rumput dan buah-buahan yang ditemukan di sekitar tempat tersebut.


Proses Penemuan Mayat Murid Lainnya

Tujuh orang siswa melarikan diri dari sekolah asrama. 48 hari kemudian, dua orang ditemukan. Yang lain, pulang tinggal nama.

Sebelum menemukan dua murid perempuan tersebut, polisi telah lebih dulu menemukan satu mayat perempuan yang hanyut di tepi sungai. Dipastikan, jasad tersebut adalah Sasa Sobrie (8).

Kira-kira 500 meter dari lokasi penemuan mayat Sasa, polisi kembali menemukan tengkorak dan beberapa batang tulang rusuk anak-anak. Bagaimanapun, identitasnya masih belum dikenal pasti. Dengan demikian, masih tiga orang yang nasibnya belum diketahui, yakni Juvina David (7), Linda Rosli (8) dan Haikal Yakoob (8).

Suasana pilu menyelubungi Pusat Operasi SAR SK Tohoi saat kedua anak tersebut dibawa untuk dirawat. Miksudiar dan Norieen dievakuasi menggunakan kursi roda lalu dibawa menaiki ambulans ke rumah sakit setempat. Pekarangan rumah sakit langsung riuh dengan jerit tangis ibu Miksudiar, Rozita Behel.

"Saya sayang anak saya, saya sayang anak saya, saya sayang anak saya." Hanya jeritan demikian yang mampu keluar dari mulut Rozita setelah terpisah selama 48 hari dengan buah hatinya yang tinggal di hutan karena tersesat.

Berkebalikan dengan yang dialami keluarga Ika yang ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Haru dan tak rela mengiringi kepergian buah hati mereka. Nora, sang ibu, beberapa kali hanya mampu menyebut nama Ika sambil ditenangkan oleh suaminya.

Kini, pencarian kembali dilanjutkan untuk mencari tiga orang murid yang masih belum ditemukan. Doa keselamatan, dilantunkan oleh keluarga murid-murid tersebut. Berharap mereka masih bisa melihat buah hati mereka. (sul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya