Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Setelah terus naik secara drastis para pelaku pasar memanfaatkan peningkatan tersebut untuk aksi profit taking.
Analis Bumiputera Sekuritas, Toga Yasin Panjaitan mengatakan, saat ini belum nampak sentimen yang bisa mendorong IHSG ke level yang lebih tinggi lagi. "Rawan profit taking, sudah 7 hari naik terus, terlalu tinggi," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (12/10/2015).
Dia mengatakan, melesatnya IHSG beberapa hari belakangan karena imbas dari penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dengan begitu, lanjutnya pelaku pasar memaknainya jika kinerja emiten akan lebih baik pada kuartal IV.
"Ada harapan karena nilai tukar dolar menurun, investor berharap kuartal IV lebih baik, beban berkurang," tuturnya.
Pihaknya memprediksi IHSG bergerak pada level support 4.573 hingga 4.567 sedangkan resistance di level 4.653-4.682.
Sedangkan PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak variatif pada kisaran support 4.608 dan resistance di level 4.669.
Sinarmas mengungkapkan, sentimen penggerakan indeks saham berasal dari China yang mana akan merilis data neraca perdagangan. Neraca perdagangan China diprediksi sebesar US$ 48,3 miliar turun dari sebelumnya US$ 60,24 miliar.
Dari dalam negeri, pelaku pasar mewaspadai adanya pembalikan arah setelah terus menguat pada pekan lalu. "Dalam negeri mempertimbangkan penguatan IHSG dalam sepekan terakhir, investor diminta mewaspadai aksi profit-taking," tulis riset tersebut.
Toga merekomendasikan pembelian spekulasi untuk saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).
Sinarmas Sekuritas merekomendasikan saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Charoen Pokhphand Indonesia Tbk (CPIN).
IHSG ditutup pada level 4.630,70 pada perdagangan saham Senin (12/10/2015) atau melesat 41,36 poin (0,90 persen). Indeks saham LQ45 naik 1 persen ke level 796,87. (Amd/Gdn)
Energi & Tambang