Liputan6.com, Medan - Sebuah kursi yang diduga milik helikopter tipe EC 130 milik PT Penerbangan Angkasa Semesta, telah ditemukan seorang warga di Danau Toba, tepatnya di Desa Nainggolan. Penemuan kursi bermula saat seorang warga bernama Robinson Lumbanraja melintas di kawasan tersebut.
Saat ditemukan, kursi helikopter itu langsung diserahkan ke posko pencarian tim gabungan di kantor Camat Onan Runggu, Kabupaten Samosir. Kursi ditemukan 10 meter dari bibir danau.
Advertisement
Direktur Polair Polda Sumut Kombes Pol Tubuh Musyareh membenarkan penemuan kursi yang diduga milik helikopter yang hilang kontak pada Minggu 11 Oktober 2015 itu. Atas penemuan ini, tim gabungan langsung menandai titik lokasi penemuan kursi.
"Seorang warga bernama Robinson menemukan kursi milik heli yang hilang kontak. Kita belum bisa memastikan kursi itu milik pilot atau penumpang," kata Musyareh di Medan, Senin (12/10/2015).
Sementara Danrem 023 Kawal Samudera Letkol Inf Fahri juga membenarkan penemuan kursi milik helikopter dan akan melakukan identifikasi.
"Malam ini langsung diidentifikasi dan menandai titik penemuan serta membentuk tim untuk melakukan penandaan titik penemuan kursi. Besok pagi, tim langsung bergerak untuk melakukan pencarian," ungkap dia.
Perwakilan PT Penerbangan Angkasa Semesta selaku pemilik helikopter EC 130 yang hilang kontak, Hendra Leo membenarkan, kursi tersebut benar milik mereka yang sebelumnya dinyatakan hilang kontak pada hari Minggu 11 Oktober 2015 sekitar pukul 11.30 WIB.
"Kita sudah mendapatkan info, dan benar itu kursi milik heli kita yang hilang kontak," tukas Leo.
Helikopter EC 130 B4 milik PT Penerbangan Angkasa Semesta (PAS) hilang kontak Minggu 11 Oktober 2015 sekitar pukul 11.33 WIB saat menuju Bandara Kualanamu, Sumatera Utara. Helikopter itu hilang kontak setelah terbang dari Siparmahan atau Pantai Barat Danau Toba melintasi Pematangsiantar.
Helikopter dengan register PK-BKA tersebut dipiloti Teguh Muyatno dengan teknisi Hari Purwantono. Selain itu di dalam helikopter juga ada 3 penumpang, yaitu Nurhayanti, Gianto, dan Frans. (Ali/Rmn)