Liputan6.com, Jakarta - Hadirnya aplikasi smartphone yang menawarkan gelombang suara binaural kini tengah menjadi sorotan publik. Sebelumnya, sempat diwartakan beredar sebuah aplikasi bernama I-Doser yang mampu menstimulasi otak dengan variasi gelombang suara binaural dan dapat membuat penggunanya ketagihan seperti menggunakan narkoba.
Sejatinya, suara binaural atau lebih sering disebut Binaural Beats merupakan dua frekuensi suara yang diperdengarkan lewat telinga kanan dan kiri. Jika telinga kanan distimulasi dengan frekuensi 500 hz, telinga kiri distimulasi dengan suara 510 hz. Di situlah otak pengguna akan melakukan respon dan menciptakan suara ketiga yang disebut Binaural Beats.
Advertisement
Pada dasarnya, fungsi aplikasi ini hanyalah memberikan terapi lewat efek dari dosis suara untuk `memodifikasi` mood dan suasana hati penggunanya. Namun sayangnya, banyak yang menyalahgunakan aplikasi tersebut dan dapat membuat pendengarnya berhalusinasi seperti mengkonsumsi narkoba.
Aplikasi ini pun menawarkan beberapa tipe `dosis gelombang` yang bisa didengar, mulai dari dosis ganja, N,N-Dimethyltryptamine (DMT), Lysergic acid diethylamide (LSD), dan beberapa obat-obatan terlarang lainnya.
I-Doser bukan satu-satunya aplikasi yang menawarkan `narkoba digital`. Berdasarkan pantauan Tim Tekno Liputan6.com, terdapat beberapa aplikasi serupa yang menghadirkan gelombang suara binaural.
Jika I-Doser tidak dapat diunduh secara gratis alias berbayar, beberapa aplikasi ini justru dibanderol cuma-cuma, sehingga bisa digunakan oleh semua orang. Berikut daftar lima (5) aplikasi yang kerap disebut `narkoba digital` dan dinilai kontroversial oleh publik. Simak ulasannya berikut ini.
Selanjutnya
Stereodose
Stereodose merupakan aplikasi yang memiliki fitur serupa dengan I-Doser. Hanya saja, Stereodose dibanderol secara cuma-cuma. Namun, aplikasi ini dinilai kontroversial karena blak-blakan menawarkan pilihan `sound drug` berupa weed (ganja), ekstasi, LSD, dan shrooms.
Selain itu, aplikasi ini juga memungkinkan penggunanya memilih mood berdasarkan dari suara yang ingin didengar, seperti calm, trippy, fubar, dan rockstar.
HBX Binaural Player
Aplikasi ini digarap oleh developer Froggy Soft. Konsep dasarnya adalah menawarkan sebuah `entertainment` bagi para penggunanya dengan memanfaatkan gelombang suara binaural yang dihadirkan.
Namun, suara binaural yang ditawarkan berbeda dengan suara binaural yang hadir di aplikasi lainnya. Aplikasi ini justru lebih ingin `menenangkan` penggunanya dengan suara-suara yang dapat membuat efek kantuk dan tidak sadar. Terdapat beberapa preset suara, seperti Astral Projection, Lucid Dream, Quick Sleep, dan masih banyak lagi.
Advertisement
Selanjutnya
Digital Trips
Berbeda dengan Stereodose dan HBX Binaural Player, Digital Trips lebih menawarkan suara binaural yang lebih absurd. Pengguna juga dapat memilih beberapa pilihan mood untuk didengar seperti madness, spider-tank, psychedelic, dan alone.
Selain itu, aplikasi ini juga menawarkan efek suara `tripping` lainnya seperti Brain Overclock, Brain Underclock, Acid Adventure, Tranquility, Black Sunshine, Energy Drink, dan Sleep.
Digital Highs
Digarap oleh developer Imperial Penguin, Digital Highs diklaim sebagai `kompetitor` besar I-Doser. Aplikasi ini membuat penggunanya mendengarkan suara binaural lewat beberapa sesi yang waktunya telah diatur.
Selain itu, masing-masing sesi telah ditentukan temanya, sehingga pengguna tak perlu lagi mencari jenis suara apa yang ingin didengar. Beberapa sesi yang sering digunakan antara lain Aura Cleanse, Body Numb, Carnal Plasure, Flower Power, Green Dreams, dan masih banyak lagi.
iStoner
iStoner memiliki fitur serupa dengan I-Doser dan Stereodose. Namun, aplikasi ini juga tak kalah kontroversialnya karena menghadirkan `sound drug` yang lebih beragam, seperti kokain, heroin, bahkan sampai suara binaural `multiple orgasm` dan viagra.
(jek/isk)