Liputan6.com, Jakarta - Sudah hampir 3 bulan kabut asap terus menyelimuti Provinsi Jambi, tak terkecuali kawasan perairan di bagian timur daerah itu. Mayoritas nelayan yang memilih tidak melaut. Namun, ada juga nelayan yang nekat melaut.
Demi memenuhi perut keluarga, mereka nekat melaut di tengah asap pekat. Bahkan pekatnya kabut asap membuat sejumlah nelayan tersesat di tengah laut. Ada pula yang tidak sadar telah berada di perairan daerah tetangga.
Amir (37), salah seorang nelayan di Pantai Kualatungkal, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi mengungkapkan kabut tebal tak hanya menyelimuti daratan. Jarak pandang di lepas pantai juga minim karena asap.
"Banyak nelayan yang memilih tak melaut, tapi tak jarang ada juga yang melaut, karena pekat saya pernah nyasar ke laut lepas," ujar Amir kepada Liputan6.com, di Jambi, Selasa (13/10/2015).
Dia sadar melaut di tengah kabut asap penuh risiko. Namun, tuntutan ekonomi memaksa sejumlah nelayan sepertinya memilih tetap mencari ikan di lautan.
"Bahkan tahun lalu sampai ada yang hilang karena nyasar. Acuan arah yang biasa kami pakai tertutup kabut asap," kata Amir.
Untuk menyiasati agar tidak kesasar, Amir bersama beberapa nelayan memilih mencari ikan dengan melempar jaring di bibir pantai. "Namun ya itu, hasilnya sedikit, tapi mau bagaimana lagi demi menutupi kebutuhan sehari-hari," ujar Amir.
Seorang nelayan lainnya, Idham mengaku memilih mencari kerang di pantai timur Jambi. Tak jarang, dia juga 'nyambi' jadi kuli bangunan demi untuk menambah pendapatan. Kabut asap yang tak kunjung hilang, benar-benar membuat ratusan nelayan di pantai timur Jambi memutar otak lebih keras demi menghidupi keluarganya.
"Sudah hampir sebulan lebih saya tidak melaut. Asap tak kunjung hilang, jadi harus berpikir keras mencari lokak (sumber usaha) lain," kata Idham.
Badan Research and Rescue Nasional (Basarnas) Provinsi Jambi jauh-jauh hari sudah mengeluarkan sinyal peringatan kepada para nelayan agar lebih waspada akan kabut asap di Jambi.
Kabid Operasional Basarnas Jambi, Akmal mengatakan, kondisi kabut asap masih tergolong cukup pekat. Tidak hanya bisa mengganggu kesehatan, tetapi bisa membahayakan aktivitas para nelayan.
Oleh karena itu, Basarnas mengingatkan nelayan di pantai timur Provinsi Jambi, meliputi Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, untuk berpikir ulang ketika tetap ingin melaut.
"Sebelumnya sudah kita sampaikan ke pada instansi dan warga lewat siaran radio, termasuk pihak pelabuhan untuk mempertimbangkan jika ingin berlayar pada saat kabut asap karena ini beresiko," ujar Akmal baru-baru ini.
Meski belum ada korban jiwa, Basarnas selalu siaga jika sewaktu-waktu ada nelayan hilang karena kabut asap. Khusus di perairan timur Jambi, Basarnas telah menyiapkan kapal khusus untuk melakukan pencarian jika diperlukan. (Bob/Ali)
Terhalang Kabut Asap, Nelayan Jambi Sering Kesasar
Ada pula yang tidak sadar telah berada di perairan daerah tetangga.
diperbarui 13 Okt 2015, 12:29 WIBCitra kabut asap yang diambil dari instrumen Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) NASA
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ahok Bersuara Soal Aturan Berpoligami ASN Pemprov Jakarta
Eksperimen Mengerikan yang Pernah Dilakukan dalam Sejarah Manusia
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Minggu 19 Januari 2025
Korban Terseret Arus Banjir di Bandar Lampung Ditemukan Meninggal Dunia di Pantai Sukaraja
Polri Selidiki Peristiwa Gugurnya Anggota yang Tertembak di Yalimo, Papua
Tuduhan Meghan Markle Bully Karyawan Kembali Mencuat, Disebut Kerap Merundung Setiap Selasa
Kampung Laut Bontang Kuala, Surga Wisata di Kalimantan Timur
Firasat Gus Dur sebelum Tragedi Tsunami Aceh yang Bikin Romo Benny Akui Kewaliannya
Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Letusan Capai 400 Meter
Wajib Tahu, Berikut Perubahan Jadwal Keberangkatan Kereta Api dari Bandung
3 Kesalahan Tersembunyi yang Jarang Disadari oleh Ahli Ibadah
Kabar Duka, Tokoh Pers Nasional Alwi Hamu Meninggal Dunia