Usai Reli, Harga Emas Kembali Susut ke US$ 1.154

Harga emas turun 0,8 persen menjadi US$ 1.154,15 per ons seiring aksi ambil untung yang dilakukan pelaku pasar.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Okt 2015, 14:30 WIB
(Foto:Liputan6)

Liputan6.com, Singapura - Harga emas turun hampir 1 persen pada perdagangan Selasa pekan ini. Penurunan harga emas dipicu aksi ambil untung setelah reli dua hari yang didukung dari harapan bank sentral Amerika Serikat (AS) menunda kenaikan suku bunga pada 2015.

Harga emas di pasar spot turun 0,8 persen menjadi US$ 1.154,15 per ons. Harga logam telah mencapai level tertinggi di kisaran US$ 1.169, sedangkan harga emas berjangka AS melemah 1 persen menjadi US$ 1.152.

"Ini telah menjadi reli mengesankan sejak data penyerapan tenaga kerja di sektor nonpertanian. Namun sepertinya momentum sekarang mulai berkurang," ujar James Gardiner, Trader dari MKG Group seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (13/10/2015).

Ia mengatakan, harga minyak tertekan pada perdagangan kemarin juga membuat tekanan terhadap harga komoditas logam dan menawar dolar AS. Dengan dolar AS lebih kuat akan membuat emas mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Mengutip riset www.fortisasiafutures.com, disebutkan kalau pelaku pasar masih menunggu pertemuan berikut dari bank sentral Amerika Seriakt (AS) atau The Federal Reserve pada 27-28 Oktober 2015, sebelum bertemu untuk terakhir pada 15-16 Desember. Pada grafik harian, emas masih bergerak data, tapi masih bergulir di atas pergerakan rata-rata 20 harian dan 50 harian.

"Harga logam ini cenderung bergerak datar. Stochastic berada di area overbought. Resistance dan support berada di level harga 1.170,06-1.130," tulis riset tersebut.

Di pasar komoditas lainnya, harga minyak jenis Brent naik 29 sen menjadi US$ 50,15 per barel setelah turun US$ 2,79 ke level US$ 49,86. Sementara itu, harga minyak jenis acuan AS untuk pengiriman November naik 34 sen menjadi US$ 47,44 per barel.

"Kami melihat kalau harga minyak tetap terbatas untuk kembali menguat pada akhir 2015. Hal itu lantaran permintaan melemah dan penyesuaian untuk persediaan terbatas," tulis Barclays.

Sementara itu, riset fortisasiafutures menyebutkan kalau harga minyak masih terlihat bergerak turun, tapi masih bergulir di atas pergerakan rata-rata 20 dan 50 harian. "Komoditas ini kembali berpeluang bergerak data. Stochastic masih berada di area beli. Resistance dan support berada di harga US$ 51-US$ 44,80," tulis riset www.fortisasiafutures.com. (Ahm/Igw)*

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya