Liputan6.com, Damaskus - Dua roket menghantam kedutaan Rusia di Damaskus pada Selasa (13/10/2015). Padahal, saat itu 300 orang tengah bersiap berunjuk rasa mendukung intervensi Rusia di Suriah. Puluhan poster Vladimir Putin dan Presiden Rusia Basheer al-Assad serta bendera Negeri Beruang Putih berkibar bersama para demonstran.
Panik pun segera menyebar namun sejauh ini belum ada laporan terluka maupun tewas. Bangunan itu terletak di pemukiman Mazraa, di Damaskus.
Advertisement
"Dua roket mengenai kedutaan besar pada pukul 10.15. Tidak ada yang tewas maupun yang luka," kata pejabat senior kedutaan Eldar Kurbanov seperi dikutip Channel News Asia, Selasa (13/10/2015) mengutip kantor berita Rusia, Interfax.
Kelompok pengamat HAM di Suriah mengatakan roket diluncurkan dari batas timur ibukota, di mana kekuatan ISIS berada.
Sebelumnya, Kedubes Rusia di Suriah juga pernah kena sasaran roket. Pada 21 September, 9 hari sebelum dimulai serangan udara Rusia, roket mengenai gedungnya.
Insiden pelemparan mortar juga pernah terjadi pada Bulan April. 3 Orang dilaporkan terluka.
Pada bulan Mei, satu orang dilaporkan tewas setelah granat meledak di depan fasilitas Kedutaan Rusia di sana. Serangan mortir yang meledak di kantor perwakilan negara asing itu pun dikecam PBB dan Amerika Serikat.
Kecaman terhadap serangan itu datang dari 15 anggota Dewan PBB, mereka menekankan bahwa negara-negara terkait memiliki kewajiban untuk melakukan segala upaya guna melindungi tempat diplomatik dan konsuler. Dewan juga menekankan perlunya menyeret pelaku serangan ke pengadilan.
"Aksi teroris itu menyebabkan kerusakan serius," ucap Duta Besar Lithuania Raimonda Murmokaite seperti dikutip dari Courier Mail, edisi 20 Mei 2015.
(Rie/Tnt)