Industri Jawa Tengah Kesulitan Cari Tenaga Kerja

Industri di Jawa Tengah dikabarkan membutuhkan tenaga kerja mencapai 12.000 orang.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Okt 2015, 10:30 WIB
Menperin Saleh Husin melakukan peninjauan ke PT Pan Brother di Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Menurut Menperin, penanaman modal dan pengembangan industri akan terus melaju sesuai paket kebijakan ekonomi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah maraknya kabar terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran, sejumlah industri justru disebut mengalami kesulitan untuk mendapatkan tenaga kerja.Menteri Perindustrian, Saleh Husin mengatakan, industri-industri tersebut terletak di Jawa Tengah.

Tak tanggung-tanggung, industri tersebut sedang mencari tenaga kerja dalam jumlah besar, hingga mencapai 12 ribu orang.

"Kebutuhan tenaga kerja 12 ribu tapi kita kesulitan dapat tenaga kerja. Ada beberapa industri di Jawa Tengah kesulitan. Jadi ada beberapa tempat yang disebut PHK-PHK, tapi di satu titik fakta bahwa kesulitan tenaga kerja," ujar Saleh di Tangerang, Banten, seperti ditulis Rabu (14/10/2015).

Selain itu, Saleh juga mengaku dalam beberapa waktu terakhir, dirinya banyak meresmikan pendirian dan pengoperasian pabrik. Hal ini membuktikan penyerapan tenaga kerja baru masih berlangsung meski kondisi ekonomi belum membaik.

"Dalam beberapa kali waktu terakhir saya sering meresmikan industri dari padat karya dan industri lain yang serapan tenaga kerja cukup banyak. Minggu lalu saya resmikan pabrik di Boyolali sekitar 12 ribu tenaga kerja, pada bulan depan pabrik baru di Wonogiri. Akhir bulan ini saya juga ada resmikan industri alas kaki, pabrik baru sepatu di Cianjur itu serap tenaga kerja baru sekitar 10 ribu orang. Ini cukup besar. Belum institusi lain," jelas Saleh.

Selain itu, munculnya industri-industri baru ini membuktikan meski ekonomi melambat, namun industri masih tetap tumbuh dengan keyakinan investor untuk membangun pabriknya di Indonesia.

"Ini bukti pertumbuhan industri naik, walaupun memang kita tahu bahwa dengan perlambatan ekonomi produksinya menurun tapi yang kebanyakan yang bahan baku impor, pasar domestik. Tapi kalau pasarnya ekspor, itu pede-pede semua," kata Saleh. (Dny/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya