Liputan6.com, New York - Sebagai salah satu kandidat calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton berjanji untuk tidak memberikan dukungannya pada bank terbesar di Amerika Serikat. Namun pernyataannya ini justru bertentangan dengan apa yang dilakukan.
Seperti yang dilansir dari laman CNNMoney, Rabu (14/10/2015), Hillary Clinton justru mendapat semua kekayaannya dari Wall Street.
Advertisement
Politisi usia 47 tahun ini mampu mendapat US$ 3,15 juta atau setara Rp 43 miliar hanya dengan memberikan pidato di beberapa perusahaan besar seperti Morgan Stanley, Goldman Sachs, Deutsche Bank dan UBS. Sesuai dengan apa yang tertulis dari daftar anggaran kampanye yang dirilis beberapa waktu yang lalu.
“Kedekatannya dengan bank-bank besar di Wall Street merupakan hubungan yang sudah terjalin lama," ungkap mantan Gubernur Maryland Martin O’Malley.
Walaupun Clinton telah memberikan pidato di banyak kelompok, penghasilan terbesarnya justru berasal dari pidato yang ia berikan di beberapa Bank Wall Street dan firma investasi.
Ia bahkan mampu mendapat uang lebih banyak daripada suaminya Bill, saat berpidato untuk UBS dan Goldman Sachs. Firma investasi Goldman Sachs di New York membayar Bill sebesar US$ 200 ribu untuk berpidato pada bulan Juni 2013 sementara Hillary dibayar US$ 225 ribu untuk berpidato pada bulan Oktober tahun itu.
Dikhawatirkan kedekatan Hillary dengan dunia finansial khususnya Wall Street dapat menjadi boomerang bagi dirinya dalam masa pemilu AS mendatang. Namun tidak dapat dipungkiri jalinan yang dimiliki ini juga merupakan kelebihannya yang tidak dimiliki oleh kandidat lain.
"Kami tetap percaya Clinton akan menjadi salah satu kandidat yang memiliki keuntungan lebih baik bagi perusahaan keuangan," tulis salah satu analis.
Pada 2014, Bill dan Hillary Clinton masuk menjadi pasangan terkaya di AS dengan total kekayaan US$ 100 juta. Sebagian besar kekayaannya mereka dapatkan dari berpidato.
(Vna/Ndw)
Baca Juga