Lewat 30 Tahun, Wanita Harus Skrining Payudara

Sejumlah negara menyarankan untuk menyarankan wanita melakukan skrining pada usia 30 tahun ke atas.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 15 Okt 2015, 11:30 WIB
Ilustrasi Kanker Payudara (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Masih dalam bulan kesadaran kanker payudara, sejumlah negara menyarankan untuk menyarankan wanita melakukan skrining pada usia 30 tahun ke atas. Langkah ini diharapkan dapat menekan angka penderita kanker payudara yang datang ke rumah sakit dalam stadium lanjut.

Seperti di India misalnya, Kementerian Kesehatan setempat bahkan menyediakan bangsal khusus di rumah sakit pemerintah untuk skrining kanker payudara. Tenaga medisnya pun dilatih untuk selfexamination untuk mencari tumor.

Menteri Kesehatan Dr C Vijayabhaskar mengatakan, kanker payudara masih menjadi ancaman bagi jutaan wanita di dunia. Oleh karena itu, kesadaran tentang kanker ini dan deteksi dini dapat membantu menyelamatkan hidup seseorang.

"Setidaknya 13 persen kanker pada wanita (rahim dan leher rahim) dapat dicegah dan 9 persen kanker pada wanita dapat dideteksi dini dan diobati," katanya, seperti diberitakan Times of India, Kamis (15/10/2015).

Di Indonesia, data dari rekam medis RS Kanker Dharmais 2010 mencatat kanker payudara menduduki peringkat pertama dari 10 kanker terbesar. Hampir 85% pasien kanker payudara datang ke rumah sakit dalam keadaan stadium lanjut.

Pencegahan merupakan hal yang paling penting daripada pengobatan. Untuk mencegah kanker payudara, ada hal yang sangat mudah dan tanpa harus mengeluarkan biaya. Pencegahan tersebut adalah dengan melakukan SADARI ( Periksa Payudara Sendiri) secara rutin setiap bulan. Tentang SADARI telah dijelaskan dalam artikel mengenai SADARI.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya