Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menilai penguatan nilai tukar rupiah sebesar 3 persen dalam dua pekan terakhir hingga ke kisaran 13.200 per dolar AS belum mencerminkan nilai fundamental Indonesia. Itu artinya, nilai tukar rupiah masih berpeluang kembali terapresiasi sampai akhir tahun ini meski ada bayang-bayang kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed).
"Sebenarnya ini belum nilai fundamental rupiah kita. Itu karena selama beberapa bulan terakhir rupiah sudah lebih banyak dipengaruhi spekulasi, persepsi dan kita tidak punya sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar," ucap Darmin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (15/10/2015).
Menurut dia, salah satu cara untuk mengubah persepsi tersebut adalah dengan paket-paket kebijakan ekonomi yang sudah dan akan diluncurkan pemerintah. Perbaikan di bidang ekonomi ini, katanya, mampu menolong nilai tukar rupiah dengan penguatan lebih besar dibanding negara berkembang lain.
"Sudah 3-4 kali rapat Federal Open Market Committee (FOMC) dilakukan oleh The Fed, tapi tingkat bunga tidak dinaikkan, tapi kok rupiah tidak turun-turun? Kok sekarang turun? Itu karena ada faktor lain, yaitu kita membentuk keyakinan pasar. Mata uang negara lain menguat, tapi kita lebih tinggi penguatannya," jelas dia.
Saat ini, Darmin bilang, perubahan ekonomi Indonesia sedang berjalan dan belum dalam tahap akhir. Namun Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini memperkirakan ruang penguatan nilai tukar rupiah masih sangat besar dalam satu sampai dua bulan ini.
"Sebulan atau dua bulan ini, rupiah masih bergerak ke arah penguatan. Tapi sebelum akhir tahun akan ada rapat FOMC lagi, dan pada waktu itu rupiah bisa terpengaruh lagi atau dolar menguat. Kita tidak perlu risau, grogi, yang penting tetap bekerja walaupun penguatan nantinya tidak akan langsung Rp 200 per dolar AS, itu terlalu cepat," pungkas Darmin.
Untuk diketahui, mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah berada pada kisaran level 13.309 per dolar AS pada pukul 10.06 WIB. Rupiah dibuka menguat tajam di level 13.370 per dolar AS dibandingkan penutupan pada selasa di level 13.616 per dolar AS. Sejak pagi hingga menjelang siang ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 13.230 per dolar AS hingga 13.394 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat 269 poin menjadi 13.288 per dolar AS pada Kamis, dari perdagangan Selasa di level 13.557 per dolar AS. (Fik/Gdn)
Menko Darmin: Penguatan Rupiah Belum Sesuai Fundamental RI
Ruang penguatan [nilai tukar rupiah masih sangat besar dalam satu sampai dua bulan ini.
diperbarui 15 Okt 2015, 13:07 WIBPengunjung memperlihatkan uang pecahan US$100 di Jakarta, Jumat (9/10/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (9/10/2015) mengalami penguatan, bahkan bergerak ke level Rp 13.400. (Liputan6.com/Angga Yuniar)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Syarat Karyawan Bisa Bebas Bayar Pajak Tahun Ini, Simak di Sini!
Saksikan FTV Kisah Nyata Spesial di Indosiar, Senin 17 Februari Via Live Streaming Pukul 13.00 WIB
7 Desain Rumah Pinggir Sawah yang Sejuk dan Estetik, Pas untuk Bersantai
Neraca Perdagangan RI Surplus 57 Bulan Berturut-turut, Tembus USD 3,45 Miliar di Januari 2025
Resep Bolu Kukus: Panduan Lengkap Membuat Kue Lembut dan Lezat
4 Alasan Pria Sulit Melupakan Cinta Pertama Mereka
Arti Feed: Pengertian, Fungsi, dan Penggunaannya di Berbagai Platform
Profil Emily Armstrong Vokalis Baru Linkin Park, Punya Suara Emas dan Guncang Dunia Musik
Arti Pickme: Fenomena Sosial yang Viral di Media Sosial
Nilai Impor RI Turun di Januari 2025, Ini Gara-garanya
Tim Shiba Inu Ingatkan Aturan Utama Investasi Kripto: Jangan Percaya Siapapun Bahkan Pemerintah!
Petinggi Petrindo Jaya Kreasi Serentak Borong Saham CUAN