Liputan6.com, Los Angeles Kelompok pembela hak azasi manusia American Civil Liberties Union melaporkan bahwa musik dari boyband Irlandia, Westlife digunakan oleh badan intelijen Amerika Serikat CIA untuk menyiksa tahanan di Afganistan beberapa waktu lalu. Hal tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya meneror mental seorang tahanan yang baru menikah bernama Suleiman Abdullah saat diinterogasi.
Advertisement
"Penginterogasi akan mencampur lagu My Love dengan heavy metal, diputar berulang-ulang dengan volume yang memekakkan telinga. Mereka bilang kepada Suleiman, seorang pengantin baru dari Tanzania, bahwa mereka khusus memutarkan lagu itu untuknya," bunyi laporan tersebut.
Seperti dilansir NME, Rabu (14/10/2015), Suleiman baru menikah dengan istrinya Magida dua minggu sebelum agen CIA dan Kenya menciduknya di Somalia. Ketika itu, ia sedang memancing dan berdagang di kawasan pantai Swahili. Ia tak pernah bertemu dengan Magida lagi.
Baca juga: Eminem Kirim Kado Manis untuk Fans Disabel
"Musik tersebut dicekoki berulang-ulang sebagai metode untuk menyerang indera perasa tahanan. Hanya berhenti ketika CD di-skip atau ketika habis. Saat itu terjadi, tahanan dengan putus asa akan berusaha memanggil tahanan lainnya untuk mengetahui siapa mereka. Bau menyengat di penjara mengingatkan Suleiman akan rumput laut yang membusuk. Sel nya hitam pekat; ia tak bisa melihat apapun. Pemerintah Amerika Serikat menyebut penjara tersebut sebagai COBALT, sedangkan Suleiman menyebutnya The Darkness (Kegelapan)," lanjut laporan tersebut.
Westlife bukan satu-satunya grup musik yang lagunya diduga digunakan untuk menyiksa tahanan. Pada 2005 lalu, menurut laporan Human Rights Claim, musik dari Eminem dan Dr Dre juga. Sementara tahun lalu, musik Red Hot Chilli Peppers dikabarkan dipakai untuk hal serupa di penjara Guantanamo.(Gul/Mer)
Lagu My Love - Westlife