Hukuman Tak Biasa Guru SD di Situbondo

Hari Senin kemarin, 8 siswa yang kedapatan tidak mengerjakan PR atau tidak rampung mengerjakannya ditelanjangi.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Okt 2015, 13:38 WIB
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Situbondo - 2 Siswa SDN 1 Jangkar, Situbondo, Jawa Timur yang sempat 2 hari absen, kembali masuk sekolah pagi tadi. Awalnya, mereka enggan bersekolah karena masih malu dengan hukuman yang dijatuhkan seorang guru pada Senin 12 Oktober 2015.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (15/10/2015), kepala sekolah sengaja menjemput ke rumah keduanya untuk meyakinkan mereka kembali belajar bersama teman-temannya di sekolah.

"Sudah diberi nasihat dengan saya, semuanya ini tujuannya untuk kebaikan dirinya sendiri. Akhirnya (siswa) mau kembali ke sekolah. Tanggung jawab sama saya semuanya. Jadi kelas 5 ini selalu saya pantau terus," ucap Kepala Sekolah SDN 1 Jangkar Slamet.

Entah apa yang ada di benak Samini saat menjatuhkan sanksi kepada anak muridnya itu. Yang pasti, ia hendak mendidik anak-anak lebih disiplin terutama dalam mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR).

Tetapi sayang pilihan sanksi yang tidak biasa itu justru menyebabkan trauma bagi para siswa. Samini yang segera memasuki masa pensiun itu mengaku khilaf. Ia meminta maaf dan mengakui tidak ada maksud lain kecuali mendidik para siswanya agar lebih disiplin.

"Itu mengerjakan PR belum selesai. Memang saya mengakui saya khilaf, saya salah, saya minta maaf yang sebesar-besarnya," ucap Samini.

Senin 12 Oktober 2015, 8 siswa yang kedapatan tidak mengerjakan PR atau tidak rampung mengerjakannya ditelanjangi. 

Para siswa diminta menanggalkan celana atau roknya di depan kelas di hadapan puluhan siswa lainnya. Akibatnya, sebagian siswa enggan masuk sekolah keesokan harinya karena malu. (Vra/Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya