Menyusuri Murahnya Pembuatan Anime Ketimbang Kartun Amerika

Benarkah biaya pembuatan anime jauh lebih murah ketimbang serial animasi asal Amerika? Mari kita telusuri beberapa data yang ada.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 15 Okt 2015, 19:45 WIB
Berbagai karakter anime. (wordtrance.com)

Liputan6.com, Tokyo Dunia animasi belakangan menjadi semakin menarik untuk diikuti, terlebih lagi jika kita menengok ke arah Jepang. Animasi Jepang atau yang disingkat dengan anime, tampak menjanjikan untuk diselami keberadaannya.

Meski tak setua kartun atau animasi buatan Amerika, namun kehadiran anime sudah cukup lama sejak beberapa dekade lalu. Memang jika diperhatikan, desain dalam anime telihat megah, sedangkan kartun Amerika terkesan kurang biaya.

Padahal, tahukah kalau ternyata justru biaya produksi serial kartun Amerika lebih mahal ketimbang anime?

The Simpsons bergaya Naruto. (reddit.com)

Dalam sebuah jawaban atas pertanyaan pembaca di laman Anime News Network pada awal September 2015 lalu, dijelaskan bahwa biaya produksi sebuah anime jauh lebih murah.

Disebutkan kalau serial televisi 2D seperti The Simpsons atau kartun garapan Nickelodeon saja memakan biaya produksi sebesar USD 1-2 juta per episode (Rp 13,3-26,7 miliar). Semakin lama acara berjalan, semakin banyak uang yang dikeluarkan.

Hal itu dikarenakan sebagian besar staf kreatif mendapat bayaran untuk setiap musim. Episode terakhir The Simpsons saja, kini telah memakan biaya lebih dari USD 5 juta (Rp 66,9 miliar) per episode untuk membuatnya.

The Simpsons

Studio The Simpsons, Fox telah berusaha mati-matian untuk menegosiasi kembali kontrak semua staf karena serialnya sudah mulai tidak menguntungkan. Memang tidak ada yang membayangkan kisahnya tetap mengudara di televisi selama lebih dari 20 tahun.

Sementara itu, acara televisi kabel seperti Avatar: The Last Airbender yang disiarkan Nickelodeon dan Invader Zim, diperkirakan memakan biaya sebesar USD 1 juta di setiap episode. Biaya paling rendah pun hanya bisa ditekan sampai USD 350 ribu (Rp 4,6 miliar) atau USD 500 ribu (Rp 6,6 miliar) per episode yang masih tergolong mahal.

Murahnya Biaya Produksi Anime

Untuk anime sendiri, disebutkan bahwa rata-rata biaya pembuatannya hanya memakan dana sebesar USD 125 ribu (Rp 1,6 miliar) untuk setiap episode.

Namun ada juga kesempatan langka yang dianggap baik dengan menggelontorkan dana sebesar USD 300.000 per episode (Rp 4,01 miliar). Umumnya, anggaran untuk sebuah anime tidak pernah dipublikasikan secara spesifik.

Memiliki biaya produksi yang jauh lebih mahal ketimbang anime, tak lantas membuat para animator di Amerika kaya. Rata-rata mereka masuk ke dalam golongan ekonomi tingkat menengah. Mereka pun mendapat keuntungan melalui studio animasi manapun.

Setidaknya ada lima buah serial kartun anak mancanegara yang menyimpan sisi lain yang boleh dikata mengerikan. Apa saja itu?

Upah yang sangat rendah dalam bisnis anime membuat kita tak pernah bisa menemukan animator yang bersedia bekerja sedikit. Hal itu pun bukan bagian dari persyaratan pemerintah maupun serikat pekerja di Jepang.

Lebih drastis lagi ketika proyek animasi sudah memasuki tahap film bioskop. Biaya produksi yang dikeluarkan film kartun Amerika pun secara drastis lebih banyak ketimbang anime layar lebar. Animasi standar 2D Amerika di masa kini bahkan sudah hampir tak ada yang memiliki anggaran rendah.

Sebagai contoh adalah kartun layar lebar Amerika, Powerpuff Girls yang rilis 2002 memiliki anggaran sekitar USD 11 juta (Rp 147,1 miliar). Film animasi Beavis and Butthead Do America yang rilis 1996 pun membutuhkan biaya sebesar USD 12 juta (Rp 160,5 miliar).

Bandingkan dengan anime layar lebar The Sky Crawlers arahan Mamoru Oshii yang hanya memiliki biaya sebesar USD 2,6 juta (Rp 34,8 miliar), dan Millennium Actress arahan Satoshi Kon hanya membutuhkan 120 juta yen, yang setara USD 1 juta (Rp 13,5 miliar).

Dalam berbagai kesempatan langka, anime layar lebar juga bisa lebih mahal dari kartun bioskop Amerika. The Wind Rises contohnya, anime buatan Studio Ghibli itu membutuhkan biaya sebesar USD 30 juta (Rp 402,1 miliar), dan The Tale of Princess Kaguya yang membutuhkan waktu 10 tahun pembuatannya, disebut memiliki anggaran lebih banyak dari itu.

Di Amerika, anime ini bakal tayang pada 17 Oktober 2014 mendatang.

Pada tahun 1987, Akira sempat memecahkan rekor anggaran besar, yaitu 1,1 miliar yen (Rp 124,6 miliar), yang jika dihitung di AS pada hari ini menjadi USD 10,6 juta (Rp 142,05 miliar). Namun biaya seboros itu sudah jarang dilakukan. Apalagi sejak Studio Ghibli tidak memproduksi film belakangan ini, biaya proyek semahal itu cenderung menurun.

Anime memang sangat murah jika dibandingkan dengan proyek-proyek animasi di Amerika. Meskipun anggaran yang digelontorkan naik, namun tetap diragukan jika pihak studio bisa lebih banyak meraup uang untuk membayar animator dengan upah yang layak. (Rul/Feb)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya