Terungkap, CIA Putar Lagu Westlife saat Siksa Tahanan

Ini bukan kali pertama CIA menyiksa tahanan dengan lagu-lagu. Penggebuk drum Red Hot Chili Peppers, Chad Smith pun mengaku kesal.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 15 Okt 2015, 16:09 WIB
Lantai lobi Kantor CIA di Langley, Virginia, Amerika Serikat (Newyorker.com)

Liputan6.com, San Fransisco - Badan mata-mata Amerika Serikat (CIA) dilaporkan menyiksa tahanan di Afghanistan dengan lagu boy band dari Irlandia, Westlife. Temuan ini dikemukakan oleh organisasi HAM American Civil Liberties Union (ACLU) dalam laporannya berjudul 'Out of Darknes'.

Lembaga tersebut juga berencana mengajukan tuntutan hukum kepada dua psikolog CIA, James Mitchell dan John 'Bruce' Jessen. Mereka mewakili kliennya, seorang mantan tahanan dari Tanzania, Suleiman Abdulah, yang ditahan di penjara Gul Rahman, Afghanistan. Ia yang berprofesi sebagai nelayan ditangkap di perairan Somalia tahun 2003. 

Suleiman Abdulah kemudian diserahkan ke CIA karena ia dianggap membahayakan Amerika Serikat. ACLU mengeluarkan pernyataan tersebut pekan lalu bahwa Mitchell dan Jassen menyiksa para tahanan dengan membenturkan badan mereka ke tembok, lalu memasukkannya ke dalam boks seukuran peti mati.

ACLu menambahkan, selama 5 minggu psikolog Michell dan Jessen menyiksa kliennya. Suleiman Abdulah ditahan ruangan bertemperatur ekstrem, seperti terlalu dingin atau terlalu panas. Ia juga dipukuli dan digantung dengan rantai besi.

"Selama disiksa, iringan lagu 'manis' My Love dari Westlife diputar dalam volume yang memekakkan telinga, silih berganti dengan lagu heavy metal," tulis pernyataan ACLU, seperti dilansir belfasttelegraph.co.uk Rabu 14 Oktober 2015.

"CIA mengatakan kepada Suleiman, yang baru saja menikah, bahwa mereka memainkan lagu cinta khusus untuknya. Suleiman saat ditangkap baru saja dua minggu menikahi Magida sebelum agen Kenya menculiknya dan menyerahkan ke CIA," lanjut keterangan dokumen itu.

Suleiman juga dilaporkan nyaris bunuh diri setelah ia dibiarkan kelaparan dan tidak tidur berhari-hari saat diinterogasi mengapa ia sampai ada di perairan Somalia.

Dua tahun dan 2 bulan kemudian, nelayan tersebut dipindahkan ke Bagram, Afghanistan pada tahun 2008. Suleiman ditahan hingga 5 tahun, setelah itu, ia dianggap tak terbukti membahayakan AS.

"Penyiksaan itu terus menghantuiku. Namun, aku telah belajar, bahwa untuk melupakannya, aku harus berbuat baik kepada orang lain," jelas Suleiman.

"Para psikolog itu mengklaim bahwa metode mereka berdasarkan ilmu pengetahuan, aman dan terbukti. Nyatanya tidak. Metode ini sangat tidak berlandaskan hukum dan barbar. Psikolog itu adalah profesi penyembuh, tapi Mitchell dan Jessen melanggar kode etik dengan perbuatan yang sungguh tidak bisa dibayangkan," kata Steven Watt, seorang staf pembela dari ACLU.

Suleiman kini hidup di Tanzania dengan istri dan tiga orang anak perempuan.

'My Love' dirilis Westlife pada Oktober 2000 dan menjadikannya urutan pertama dalam tangga laku Inggris selama 7 minggu berturut-turut.

Musik sebagai alat penyiksaan digunakan sejak lama oleh CIA. Tahun 2005, menurut Human Right Watch, mengatakan CIA menggunakan lagu Eminem dan Dr Dre. Tahun lalu, lagu Red Hot Chili Peppers dilaporkan digunakan juga untuk menyiksa tahanan di Guantanamo.

Kepada situs berita hiburan TMZ, penggebuk drum Red Hot Chili Peppers, Chad Smith kesal lagu mereka digunakan menyiksa tahanan.

"Musik kami positif dan seharusnya membuat pendengarnya merasa lebih baik. Ini membuat saya marah," kata Smith. (Rie/Ein)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya