Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu berada di zona hijau pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Sentimen internal dan eksternal mendukung penguatan IHSG meski terbatas jelang akhir perdagangan saham.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (15/10/2015), IHSG naik 24,11 poin atau 0,54 persen ke level 4.507,19. Indeks saham LQ45 menguat 0,91 persen ke level 770,07. Seluruh indeks saham acuan menghijau pada hari ini.
Advertisement
Ada sebanyak 137 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. Sementara itu, 129 saham melemah dan 109 saham diam di tempat.Total frekuensi perdagangan saham sekitar 261.009 kali dengan volume perdagangan saham 6,25 miliar saham.
Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,2 triliun. Pada hari ini, IHSG sempat sentuh level tertinggi 4.551,94 dan terendah 4.507,19.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham perkebunan turun 0,76 persen, sektor saham konstruksi melemah 0,23 persen dan sektor saham perdagangan turun 0,44 persen.Sektor saham aneka industri naik 3,65 persen, dan memimpin penguatan sektor saham.
Disusul sektor saham infrastruktur mendaki 1,03 persen, dan sektor saham manufaktur menanjak 1,25 persen.Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual dan beli masing-masing Rp 2,1 triliun. Pemodal lokal melakukan aksi beli dan aksi jual sekitar Rp 3,2 triliun. Nilai tukar rupiah berada di posisi 13.382 per dolar Amerika Serikat (AS).
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham INDF naik 7,27 persen ke level Rp 5.900 per saham, saham PTBA mendaki 5,18 persen ke level Rp 6.600 per saham, dan saham ASII menguat 4,49 persen ke level Rp 6.400 per saham.
Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham UNTR susut 2,26 persen ke level Rp 18.350 per saham, saham TAXI susut 7,88 persen ke level Rp 304 per saham, dan saham CTRA melemah 5 persen ke level Rp 950 per saham.
Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menuturkan, sentimen internal dan eksternal mendukung penguatan IHSG pada perdagangan saham Kamis pekan ini.
Dari faktor internal, pelaku pasar menunggu rilis paket kebijakan ekonomi jilid IV. Paket kebijakan ekonomi yang dikabarkan akan memuat soal sistem kebijakan upah ini dinilai akan mendongkrak daya beli masyarakat. Selain itu, nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga mempengaruhi laju IHSG.
"Sistem upah ditunggu oleh pelaku pasar. Dengan perbaikan sistem upah diharapkan dapat memperbaiki daya beli masyarakat," kata David saat dihubungi Liputan6.com.
Ia mengatakan, rupiah menguat terhadap dolar AS ini berdampak positif ke sejumlah sektor saham salah satunya untuk sektor saham aneka industri. "Dolar AS turun memberikan sentimen positif untuk saham PT Astra International Tbk," kata David.
David menuturkan, Indonesia masih mencatatkan surplus neraca perdagangan US$ 1,02 miliar pada September 2015 juga disambut positif oleh pelaku pasar.
David menambahkan, bursa saham Asia bergerak positif juga menyeret IHSG ke zona hijau. Indeks saham Jepang Nikkei naik 1,15 persen ke level 18.096. Diikuti indeks saham Hong Kong Hang Seng mendaki 2 persen ke level 22.888 dan indeks saham Singapura menanjak 1,04 persen ke level 3.014,87. (Ahm/Igw)