Baca Qur'an Redakan Nyeri Haid, Temuan Mahasiswa UMY

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali mendapatkan penghargaan yang membanggakan

oleh Liputan6 diperbarui 15 Okt 2015, 18:30 WIB
Ahli Manuskrip memperlihatkan detail tulisan pada penggalan naskah Al-Quran tertua di dunia berusia setidaknya 1.370 tahun, di Universitas Birmingham, Inggris, Rabu (22/7/2015). (REUTERS/Peter Nicholls)

Liputan6.com, Jakarta Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali mendapatkan penghargaan yang membanggakan di PIMNAS (Pekan Ilmiah Nasional) ke-28 yang diselenggarakan di Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara sejak tanggal 5-10 Oktober.

Raihan medali emas tersebut didapatkan oleh kelompok PKM-M (Pengabdian Masyarakat) dengan judul Gadis Qur’an Sanggar Dismenore dengan Relaksasi Murrotal Qur’an dalam Rangka Meningkatkan Kesehatan Reproduksi Remaja Desa Tlogo.

Seperti diungkapkan Zerlinda Ghassani, salah satu anggota PKM Gadis Qur’an ketika ditemui di BHP pada Kamis (15/10) dikutip dari umy.ac.id menjelaskan, medali emas tersebut raihan prestasi dari kategori presentasi. “Untuk PIMNAS kali ini terdapat 2 kategori perlombaan yang dinilai, yaitu dari kategori presentasi dan poster. Alhamdulillah kami berhasil meraih medali emas untuk kategori presentasi dengan mengalahkan ratusan peserta lainnya yang terdiri dari berbagai universitas yang ada di Indonesia,” ungkapnya.

Untuk bisa meraih medali emas, menurut Zerlina, ini merupakan proses panjang mulai dari persiapan fisik dan mental dalam mempersiapkan ajang kompetisi nasional. “Berbagai persiapan dan proses panjang telah kami lalui untuk mempersiapkan kompetisi ini, mulai dari latihan presentasi yang rutin kami lakukan setiap harinya, dan juga latihan fisik,” tambahnya.

Helena mengungkapkan, tujuan dari dibentuknya sanggar tersebut ialah untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri, khususnya di Desa Tlogo, mengenai kesehatan reproduksi wanita. Selain itu juga untuk meningkatkan kemampuan remaja putri dalam penanganan dismenore saat menstruasi.

“Tujuan terbentuknya sanggar dismenore selain sebagai edukasi, yaitu untuk alternatif terapi penanganan non farmakologi bagi perempuan penderita dismenore yang mengalami ketidaknyamanan ketika sedang mengalami menstruasi, dengan metode murrottal Qur’an,” ungkapnya.

Program PKM yang beranggotakan Hafidha Fatma Sari, Zerlinda Ghassani, Helena Widyastuti, Indri Lestari, dan Inggrid Selviana tersebut memilih metode murrottal Qur’an sebagai salah satu media penanganan dismenore (nyeri haid) yaitu karena murottal (mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan tartil) dapat memberi ketenangan jiwa bagi pendengarnya.

Selain itu, lantunan Al-Qur’an secara fisik mengandung unsur suara manusia, dan suara manusia merupakan instrumen penyembuhan yang menakjubkan dan alat yang paling mudah dijangkau. ”Suara dapat menurunkan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon endorphin alami, meningkatkan perasaan rileks, mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, memperbaiki sistem kimia tubuh sehingga menurunkan tekanan darah serta memperlambat pernapasan, detak jantung, denyut nadi, dan aktivitas gelombang otak. Sehingga kami menggunakan metode murrottal Qur’an sebagai salah satu medianya,” tuturnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya