Liputan6.com, Los Angeles - Agaknya tak berlebihan menyebut The Knick sebagai salah satu serial bertema kedokteran terbaik di tahun ini.
Setelah disuguhi judul-judul besar seperti ER, Grey's Anatomy, hingga yang terbaru, Night Shift, serial The Knick tetap mampu menyuguhkan warna berbeda melalui cara yang lebih tradisional.
Advertisement
Settingnya sendiri masih berada di awal abad 21 dimana teknologi medis masih sangat terbatas. Maka tidak heran, di setiap episodenya, The Knick kerap membuat ngilu para penontonnya lewat proses operasi yang dipenuhi darah dan rasa sakit.
Yang perlu dicatat, meski cerita yang disuguhkan adalah fiksi, teknik pembedahannya tergolong akurat. Penggambaran nyaris sempurna inilah yang akhirnya membawa The Knick meraih lima nominasi di ajang Emmy Awards ke-67.
Untuk urusan cerita, The Knick memperkenalkan pemain ikonnya, Dr. John Thackery. Sosok ahli bedah pecandu heroin yang diperankan dengan sangat apik oleh aktor watak Clive Owen.
Jika dilihat dari sudut pandang John, alur serial The Knick akan terasa gamblang membahas tajamnya jurang antara kaum kaya dan miskin. Perjuangan John melawan kecanduannya juga berhasil jadi gimmick menarik yang tak hanya mampu memancing rasa iba penonton, namun juga menimbulkan rasa was-was ketika dirinya sedang bermain pisau bedah di atas perut pasiennya.
Kontan, kalau dirunut secara keseluruhan, serial yang hanya berjumlah sepuluh episode di setiap musimnya ini tak bisa dikotakkan dalam stereotipe serial medis yang belakangan mulai menjamur.
Sebaliknya, serial ciptaan Jack Amiel dan Michael Begler ini mampu berdiri sendiri melalui visual yang cukup vulgar sebagai batas bagi para audiensnya.
Musim kedua The Knick bakal mulai tayang pada Sabtu, 17 Oktober 2015 di Cinemax. Serial ini juga dapat anda saksikan di hari yang sama lewat layanan Nexmedia.(Feb/Adt)