Menguji Ketahanan Penjualan Properti Bumi Serpong Damai

PT Bumi Serpong Damai Tbk mencatatkan marketing sales atau pra penjualan Rp 4,6 triliun hingga kuartal III 2015.

oleh Ifsan Lukmannul Hakim diperbarui 16 Okt 2015, 11:00 WIB
(www.kotabsd.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) masih membukukan kinerja pra penjualan atau marketing sales cukup tangguh hingga kuartal III 2015 di tengah ekonomi melambat. Meski marketing sales itu cukup baik, analis menilai perseroan harus menemui tantangan untuk mencapai target 2015 sekitar Rp 7,5 triliun.

Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas 13 Oktober 2015 disebutkan, perseroan mencatatkan marketing sales mencapai Rp 4,6 triliun hingga kuartal III 2015. Angka itu sekitar 62 persen dari target marketing sales mencapai Rp 7,5 triliun pada 2015.

Kontribusi marketing sales itu dari penjualan perumahan mencapai Rp 3,07 triliun hingga kuartal III 2015 dari periode kuartal III 2014 di kisaran Rp 2,01 triliun. Penjualan perumahan masih menjadi kontributor terbesar. Untuk mencapai target marketing sales, perseroan berencana mendorong penjualan komersial lahan dari Rp 1 triliun menjadi Rp 1,7 triliun pada 2015.

Hal ini sebagai salah satu strategi mengantisipasi penundaan peluncuran proyek kondominium lantaran ekonomi lesu.Sebelumnya anak usaha grup Sinarmas ini akan meluncurkan proyek kondominium Taman Permata Buana dan Tanjung Barat pada kuartal IV 2015. Proyek ini diperkirakan dapat berkontribusi mencapai Rp 700 miliar.

Analis PT Sinarmas Sekuritas James Wahjudi mengatakan, meski manajemen perseroan tetap optimistis dapat mencapai target marketing sales pada akhir 2015, perseroan juga harus menghadapi risiko untuk mencapai target itu. "Perseroan harus mendapatkan sisa marketing sales mencapai Rp 2,9 triliun atau 38 persen dari target 2015," kata James.

Sedangkan Analis PT MNC Securities Gilang Anandito menilai perseroan berat untuk mencapai target marketing sales pada 2015.

"Data properti komersial kuartal II yang dirilis Bank Indonesia secara keseluruhan rata-rata penjualan mengalami penurunan 10 persen. Sementara hingga saat ini target sudah tercapai 60 persen. Hal itu menjadi  tantangan yang berat (bagi PT Bumi Serpong Damai Tbk). Tidak akan achive, sepertinya harus merevisi target penjualan," kata Gilang saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (15/10/2015).

 


Rekomendasi Saham

Gilang menuturkan, saat ini kinerja perusahaan ditopang tiga proyek  apartemen antara lain apartemen rasuna said dengan target penjualan Rp  700 miliar, Taman Permata Buana dan super blok tanjung barat dengan masing-masing target penjualan Rp 300 miliar.

Selain perlambatan ekonomi, tingkat suku bunga berpengaruh besar terhadap kinerja saham PT Bumi Serpong Damai Tbk."Perlambatan ekonomi pastinya iya. Selain itu BI Rate masih 7,5 persen. Jika suku bunga turun akan menstimulus kredit properti. Namun sepertinya BI tidak akan menurunkan suku bunga hingga akhir tahun ini," kata Gilang.

Ia menambahkan, perseroan menyasar segmen pasar dengan penjualan Rp 2 miliar-Rp 10 miliar dapat menguntungkan, tetapi juga memiliki kendala. Hal itu lantaran harga properti Rp 10 miliar yang terkena pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). "Akan tetapi jika mengganti strategi untuk investor asing maka dampaknya bagus," kata Gilang.

Gilang mengatakan, perseroan juga memiliki produk banyak ditawarkan seperti apartemen, mal, dan cadangan lahan besar. Hal tersebut menjadi penopang kinerja PT Bumi Serpong Damai Tbk. "Apartemen memberikan pemasukan 80 persen pada
kuartal I, sisanya recurring income. Target recurring income ke depan 20 persen," kata Gilang.

Rekomendasi Saham

James pun merekomendasikan hold untuk saham PT Bumi Serpong Damai Tbk dengan target harga Rp 1.800 per saham untuk satu tahun ke depan.Sedangkan Gilang merekomendasikan beli dengan target harga Rp 2.050 per saham hingga akhir tahun 2015.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis 15 Oktober 2015, saham PT Bumi Serpong Damai Tbk naik 1,5 persen menjadi Rp 1.650 per saham. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 1.309 kali dengan nilai transaksi Rp 16 miliar. (Ilh/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya