Liputan6.com, Palembang - Pesawat Bombardier Pelican CL415 Malaysia tak kesulitan menembus pekatnya kabut asap di Palembang, Sumatera Selatan. Meskipun jarak pandang minim, burung besi milik Negeri Jiran itu dilengkapi dengan teknologi canggih hingga bisa melalui kondisi jarak pandang 200-300 meter.
Namun ini berbeda dengan pesawat Singapura Chinook Mustang 93 CH47 yang juga diturunkan untuk membantu menghentikan bencana kabut asap di Tanah Air.
Beroperasi di desa Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, membuat pesawat itu sulit untuk terbang.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei menjelaskan, hal ini lantaran jarak pandang yang sangat buruk.
"Pesawat dari Singapore tidak bisa tembus ke dalam, jarak pandang sangat buruk dan cukup pekat di daerah Pedamaran Kabupaten OKI. Jarak pandang yang dipatok adalah 1.000 meter," tutur Willem di Palembang, Sumsel pada Kamis 15 Oktober 2015.
"Pesawat tidak bisa dipaksakan terbang, karena untuk safety (keamanan)," imbuh dia.
Selain itu, sumber air di sana juga tidak mendukung. Karena pada musim kemarau ini, sumber air mengering. Hal ini mempersulit tim Singapore melakukan pengeboman air untuk menghentikan kebakaran hutan dan lahan. (Ndy/Mut)
Advertisement