Menko Polhukam Luhut: Nias Barat Paling Rawan Konflik Pilkada

Pihak Kepolisan maupun TNI diminta untuk memfokuskan diri pada sejumlah daerah rawan lawan konflik, terutama Nias.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 16 Okt 2015, 17:07 WIB
Menkopolhukam Luhut Panjaitan memberi kata sambutan dalam silaturahmi dengan para elite parpol dan pimpinan dari lembaga negara di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (16/10). Acara tersebut membahas Pilkada Serentak 2015. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Luhut Binsar Pandjaitan mengajak para petinggi partai politik dan para pemimpin lembaga negara untuk bersilaturahmi dan juga membicarakan masalah Pilkada Serentak 2015.

Di depan semua tamu undangan, Luhut menyebut Kabupaten Nias terutama Kabupaten Nias Barat, Provinsi Sumatera Utara dinilai paling rawan konflik dan berpotensi bermasalah.

"Soal kerawanan yang paling rawan di Kabupaten Nias Barat. Bisa berpontensi walaupun menurut kami masih dalam kategori bagus," ujar Luhut di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Jumat (16/10/2015).

Menurut Luhut, data itu berdasarkan pantauan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang sudah melakukan mapping (pemetaan) indeks kerawanan. Meski demikian, dia menegaskan, agar pihak kepolisian maupun TNI sudah bisa memfokuskan diri.

"Baik Kapolri (Jenderal Polisi Badrodin Haiti) maupun Panglima TNI (Jenderal TNI Gatot Nurmantyo) sudah bisa memfokuskan masalah kerawanan daerah tersebut," tegas Luhut.

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti membenarkan, Kabupaten Nias memang sering rawan. Namun, menurut dia, Nias Selatan yang berpotensi paling besar terjadi konflik.

"Nias dari pengalaman saya, mau pemilu mau pilkada itu rawan, apalagi Nias Selatan, Jadi kita sudah mapping titik-titiknya," ungkap Badrodin.

Karena itu, dia menegaskan jajarannya untuk menaruh perhatian khusus kepada Kabupaten Nias.

"Oleh karena itu, hal ini menjadi atensi khusus. Kita juga sudah (kirimkan) TR (Telegram Rahasia) ke jajaran di lapangan," pungkas Badrodin Haiti. (Dms/Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya