Jelang Laga Persib Vs Sriwijaya, Polisi Gandeng Jakmania Jaksel

Hal itu untuk meminimalkan kemungkinan gesekan antarsuporter saat laga final Piala Presiden 2015.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 16 Okt 2015, 22:01 WIB
The Jakmania berharap konflik antara PSSI dan Kemenpora segera berakhir saat menyampaikan aspirasi di Kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (11/8/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Liputan6.com, Jakarta - Kasubag Humas Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Polisi Aswin mengungkapkan sejumlah persiapan pengamanan jelang laga final Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat. Laga antara Persib Bandung kontra Sriwijaya FC itu akan berlangsung pada Minggu 18 Oktober mendatang.

Salah satu langkah yang dilakukan yakni dengan menggandeng The Jakmania di wilayah Jakarta Selatan. Hal itu untuk meminimalkan kemungkinan gesekan antarsuporter bola. Terlebih Jakmania dan Bobotoh Persib memiliki rivalitas yang sangat tinggi.

"Seluruh Polsek sudah bertemu dengan koordinator Jakmania setiap kecamatan se-Jakarta Selatan," ucap Aswin saat ditemui di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Jumat (16/10/2015).

Sebagai tuan rumah, suporter tim Persija ‎Jakarta itu diminta memiliki andil menyukseskan jalannya laga puncak Piala Presiden tersebut.‎ Hal itu akan menjadi nilai lebih bagi Jakmania karena legowo dan mampu memberikan jaminan bagi rival abadinya bertanding di wilayah mereka.

"Intinya kami mengajak untuk mendukung kelancaran dan keamanan Final Piala Presiden di GBK," ujar Aswin.

Menurut Aswin, pihaknya mengajak semua suporter kedua kesebelasan yang akan berlaga di babak final Piala Presiden 2015 tersebut untuk tidak melakukan provokasi. Terutama hal yang dapat mengakibatkan keributan. Para pendukung juga diminta tak bertindak anarkis.

"Kita imbau supaya suporter tidak melakukan provokasi dan tindakan anarkis. Kita juga ajak mereka membantu pengamanan dengan menyampaikan imbauan ke massanya untuk tidak anarkis," tukas Aswin.

Warga Ibukota juga diingatkan tidak melakukan sweeping atau razia terhadap kendaraan-kendaraan dari luar Jakarta, termasuk yang berpelat D. Mereka diimbau tidak mudah terprovokasi dengan aksi oknum-oknum yang dapat merugikan Jakarta.

"Para pendukung agar tidak melakukan aksi merugikan," tandas Aswin. (Ans/Ron)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya