Liputan6.com, Yogyakarta - Musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan panjang di Kabupaten Gunungkidul , Daerah Istimewa Yogyakarta, membuat warga rela melakukan apa saja untuk mendapatkan air. Salah satunya dengan menjual barang dan hewan ternak untuk mendapatkan setangki air.
Martini warga desa Ngestirejo Gatak 1, Tanjungsari, Gunungkidul mengaku rela menukarkan gaplek dan kambing miliknya demi air untuk kebutuhan sehari hari.
"Saya sudah membeli 5 tangki air selama bulan kemarau, Untuk membeli air saya menjual gaplek dan kambing milik saya," kata Martini di Gunungkidul, Sabtu (17/10/2015).
Martini mengatakan 1 tangki air berisi 5.000 liter yang bisa memenuhi kebutuhan selama sebulan. Ia membeli air setangki itu dengan harga Rp 110 ribu. Langkah ini dilakukan karena sejak akhir Mei lalu, air yang berada di Penampungan Air Hujan (PAH) sudah habis.
Advertisement
"Untuk keluarga saya bisa bertahan selama sebulan, untuk keluarga lainnya mungkin hanya bisa bertahan 2 sampai 3 minggu," kata Martini.
Kepala Dinsosnakertrans Gunungkidul Dwi Warna Widinugraha mengatakan, sudah ada ribuan tangki yang disalurkan ke masyarakat melalui pihak swasta. Sementara yang melalui dinsos tercatat ada lebih dari 2.000-an tangki.
Ia mengatakan ribuan tangki ini diserahkan hampir seluruh kecamatan di Gunungkidul. Dinsos Gunungkidul pun sudah mengeluarkan dana sekitar Rp 500 juta untuk droping air.
"Seluruh wilayah sudah terdampak kekeringan, Untuk itu kami mendorong pihak swasta untuk ikut membantu bantuan air, karena kalau hanya mengandalkan dari kami jelas tidak bisa sekaligus menjangkau," tukas Widinugraha. (Ron/Ans)