Sindiran Ahok terhadap Jakmania dan Persija Paling Populer

Menurut Ahok, ada sejumlah permasalahan dalam pengelolaan sepak bola di klub Persija Jakarta. Salah satunya masalah suporter.

oleh Ahmad Romadoni Hanz Jimenez SalimAudrey Santoso diperbarui 18 Okt 2015, 07:09 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (Liputan6.com/Ahmad Romadoni)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama geram dengan Persija Jakarta yang tidak lolos di partai puncak Piala Presiden. Padahal, laga final Piala Presiden 2015 berlangsung di Jakarta yang merupakan markas dari Persija. Kabar ini menjadi berita yang paling banyak dibaca sepanjang Sabtu kemarin.

Kabar lain yang juga mencuri perhatian adalah puluhan pemuda yang mengaku simpatisan pendukung klub sepakbola Persija, The Jakmania lari tunggang langgang saat hendak ditangkap aparat dari Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan.

Top 5 News Selengkapnya:

1. Ahok Sindir Jakmania: Tidak Becus Olahraga, Ribut Terus

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama geram dengan Persija Jakarta yang tidak lolos di partai puncak Piala Presiden. Padahal, laga final Piala Presiden 2015 berlangsung di Jakarta yang merupakan markas dari Persija.

"Memalukan bagi Jakarta, masa Persib lawan Sriwijaya FC. Ada yang tidak beres," tukas Ahok saat rapat koordinasi kesiapan pengamanan final Piala Presiden 2015 di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (16/10/2015).

Menurut dia, ada sejumlah permasalahan dalam pengelolaan sepak bola khususnya klub sepak bola Persija Jakarta. Salah satunya masalah suporter.

"Di DKI paling masalah Jakmania. Tidak becus main olahraga, ribut jalan terus. Pemain enggak becus, gaji enggak keurus, gimana mau main," sindir Ahok.

Selengkapnya...

2. Puluhan Pemuda Simpatisan Jakmania Kocar-kacir Saat Ditangkap

Puluhan pemuda yang mengaku simpatisan pendukung klub sepakbola Persija, The Jakmania lari tunggang langgang saat hendak ditangkap aparat dari Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan, Sabtu (17/10/2015) dini hari pukul 02.30 WIB.

Mereka ditindak tegas karena berulah hendak menghadang mobil-mobil berpelat D masuk ke Jakarta, karena menduga mobil tersebut membawa Bobotoh, pendukung kesebelasan Persib. Apalagi, sebuah mobil pelat D juga diduga menjadi sasaran perusakan.

"Saat ada di TKP (tempat kejadian perkara), kami tangkap semua. Mereka lari kocar-kacir," kata Kabag Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Aswin di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Sabtu (17/10/2015).

Selengkapnya...

3. Diduga Bawa Bobotoh, 3 Bus Ditimpuk Sekelompok Pemuda di Mampang

Upaya perdamaian antara suporter Persib Bandung (Bobotoh) dan Persija Jakarta (The Jak Mania atau Jakmania) terus diupayakan jelang final Piala Presiden 2015. Tapi, upaya ini dirusak oleh sekelompok orang tak bertanggung jawab.

3 Bus yang diduga ditumpangi Bobotoh dilempari dengan batu oleh sekelompok pemuda. Aksi itu terjadi di kawasan Tegal Parang, Mampang, Jakarta Selatan, Jumat malam ini.

Saat dikonfirmasi, Wakapolres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Surawan mengatakan, pelemparan itu bukan dilakukan oleh The Jak Mania. Pelemparan dilakukan oleh sekelompok pemuda yang sedang nongkrong di lokasi itu.

"Itu cuma anak-anak yang nongkrong aja," ucap Surawan saat dikonfirmasi, Jumat (16/10/2015) malam.

Selengkapnya...

4. Ahok Bersikukuh Larang Acara Keagamaan di Monas

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menegaskan tetap bersikukuh tidak mengizinkan kawasan Monas sebagai tempat menggelar acara keagamaan.

"Kalau sekarang Majelis Rasulullah kami kasih, majelis-majelis yang lain pada minta juga enggak? Minta. Yang Kristen, Buddha minta enggak? Ya balik lagi kejadian gitu. Ya sudah lebih baik tidak usah semualah," kata Ahok di Balaikota DKI Jakarta, Jumat (16/10/2015).

Hal itu diungkapkan Ahok menanggapi adanya petisi yang diunggah seorang warga bernama Kurniadi. Petisi yang diunggah di laman Change.org itu ditujukan kepada Presiden Joko Widodo agar mengizinkan jemaah majelis taklim menyelenggarakan pengajian akbar di halaman Monas.

Selengkapnya...

5. Menit-Menit Pembunuhan Sadis Ibu dan Anak di Cakung

Kamis 8 Oktober lalu sekitar pukul 12.00 WIB, di bawah terik matahari Heri Kurniawan berjalan ke arah luar gang rumahnya, RT 02 RW 05, Jalan Pahlawan Komaruddin Ujung Krawang menuju Komplek Perumahan Aneka Elok yang letaknya berdempetan dengan kampungnya, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur.

Langkah kaki pria berkumis dan jenggot itu mantap ke arah sebuah rumah bernomor 13 di RT 015 RW 02. 2 Hari lamanya ia memantau rumah berpagar merah bata itu, untuk memastikan tidak ada penghuni di dalamnya. Setelah setengah jam tak melihat aktivitas di sekitar rumah itu, Heri membuka selot pintu pagar rumah tanpa seizin pemilik rumah.

"Setelah masuk rumah, pelaku menggeratak dengan harapan bisa mengambil barang berharga. Dia menggeratak sekitar setengah jam, pukul 12.30-13.00 WIB," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Pol Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat 16 Oktober 2015.

Selengkapnya...

(Ado/Nda)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya