Liputan6.com, Jayapura - Balai Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah V Jayapura menyebutkan, sebaran api di wilayah Papua dan Papua Barat meningkat dalam 2 hari terakhir. Jumlah itu kini mencapai 169 titik api (hotspot) dari sebelumnya berjumlah 131.
Titik api terbanyak dijumpai di wilayah Papua bagian selatan atau tepatnya di wilayah Merauke. Kabut asap yang dihasilkan titik api pun telah menyebar hingga mencapai wilayah kepala burung atau di sekitar Sorong, Kaimana, Fakfak, dan Manokwari.
Advertisement
"Dalam peta tentang sebaran asap ini, wilayah Manokwari agak lebih pekat dibandingkan Sorong, Kaimana, dan Fakfak," kata Kepala BMKG wilayah V Jayapura Zem Paddama saat dihubungi Liputan6.com di Jayapura, Minggu (18/10/2015).
Penyebaran asap juga dikarenakan pola angin masih sama, yakni angin timur yang polanya angin bagian selatan Papua bertiup dari arah timur hingga selatan.
"Jika angin barat sudah musim, biasanya sekitar akhir Oktober atau awal November, maka kabut asap pun akan mulai hilang. Semoga juga disertai hujan," ucap dia.
BMKG wilayah V Jayapura sebelumnya menyebut, kabut asap yang terjadi di wilayah Papua masih tergolong normal. Sebab masih ada hujan di sejumlah daerah yang dilanda sebaran asap ini.
Hotspot muncul diduga akibat pembakaran lahan yang dilakukan warga setempat untuk pembukaan lahan. Apalagi pada angin timur ini, wilayah Merauke lahannya sangat mudah terbakar.
Bandara Ditutup
Akibat kabut asap, sejumlah maskapai terpaksa menunda penerbangannya. Kebijakan ini pun membuat ratusan penumpang rute penerbangan Jayapura-Manokwari menumpuk di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura.
Kepala Balai Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah V Jayapura Zem Paddama mengatakan, akibat asap kiriman dari Merauke, saat ini ada 2 bandara yang menutup jadwal penerbangan. Yaitu Bandara Timika dan Rendani di Manokwari.
"Jarak pandang di bawah 2.000 meter itu sangat berbahaya sekali untuk penerbangan, tetapi khusus untuk penerbangan pesawat berbadan kecil, tetap bisa take off dan landing di bandara ini, karena kan pesawat berbadan kecil terbang agak rendah dibandingkan pesawat berbadan besar. Kami berharap di Timika juga akan turun hujan," kata Zem Paddama.
Bandara Rendani, Manokwari, dikabarkan sudah menutup penerbangannya sejak 2 hari lalu. Bahkan kabut asap telah melanda kota itu sejak seminggu sebelumnya. (Ali/Sun)