IHSG Berpotensi Menguat dalam Sepekan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat selama sepekan ditopang sentimen internal terutama belanja pemerintah.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 19 Okt 2015, 06:20 WIB
Papan harga saham terpampang di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (30/7/2015). Setelah terus melemah, IHSG akhirnya menguat 29,82 poin atau 0,61 persen) ke level 4.750,31. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat pada perdagangan saham selama sepekan. Penguatan indeks saham dipengaruhi oleh ekspektasi pelaku pasar pada laba emiten yang lebih baik di kuartal III.

Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan, indikasi dari perbaikan laba emiten didorong oleh mengucurnya belanja pemerintah. Hal tersebut diharapkan meningkatkan perekonomian nasional.

"Penjualan mobil dan motor mengalami kenaikan, beberapa data ada perbaikan," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (19/10/2015).

Dia bilang, belanja modal pemerintah masih jadi pendorong utama perekonomian. Lantaran, korporasi masih menghadapi tantangan di tengah perlambatan ekonomi nasional maupun global. "Pemerintah aktif berusaha membantu dengan paket pemerintah," kata Hans.

Selain itu, Hans menuturkan IHSG juga berpeluang koreksi secara teknikal karena pekan lalu terus menguat."Support berada di 4.489-4.371 dan resistance 4.551-4.639," tutur Hans.

Kepala Riset PT NH Korindo Securites Reza Priyambada menuturkan IHSG bakal tertekan pada sepekan ke depan. Lantaran IHSG telah melompat terlalu tinggi.Dia mengatakan, IHSG berada pada level support 4.460-4.472 dan resisten 4.550-4.600.

"Penguatan yang terlalu tajam membuat IHSG kehilangan amunisi dorong dan cenderung berpotensi berbalik arah melemah. Apalagi jika sentimen yang ada kurang mendukung maka dapat melanjutkan pelemahannya. Diharapkan sentimen yang akan dirilis dapat lebih positif sehingga mampu menahan pelemahan," kata dia.

Pada pekan ini, ada juga sejumlah data ekonomi yang akan dirilis. Data ekonomi itu antara lain dari China akan merilis data pertumbuhan ekonomi, penjualan ritel dan produksi industri. Jepang juga merilis neraca perdagangan dan indeks aktivitas industri. Sedangkan Amerika Serikat (AS) akan merilis klaim pengangguran, indeks pasar perumahan, dan kepercayaan konsumen.

Hans merokemendasikan akumulasi saham PT PT Astra Agro Lestari Tbk(AALI), PT Matahari Department Store Tbk  (LPPF). Kemudian jual ketika menguat untuk saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Selama sepekan, IHSG sudah susut 1,47 persen pada periode 12 Oktober 2015-16 Oktober 2015 dibandingkan penutupan pekan sebelumnya yang berada di level 4.589,34. Menutup akhir pekan, IHSG menguat 0,33 persen ke level 4.521,88 dibandingkan penutupan di hari sebelumnya. Investor asing masih melakukan aksi jual sekitar Rp 143,18 miliar selama sepekan. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya