Liputan6.com, Ljubljana - Slovenia memperingatkan bahwa negaranya tak dapat menerima imigran dalam jumlah tak terbatas, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan terjadi penumpukan di negara-negara tetangga.
Ribuan imigran dan pengungsi -- sebagian besar dari Suriah, Irak dan Afganistan, diarahkan melalui Kroasia menuju Slovenia setelah Hungaria menutup perbatasannya. Mereka menyeberangi Kroasia dan Slovenia untuk mencapai Eropa Barat.
Advertisement
Kementerian Dalam Negeri Slovenia menegaskan negaranya hanya dapat menerima 1.500 orang per hari.
"Slovenia tidak bisa menerima permintaan Kroasia untuk mengambil 5.000 pengungsi, karena batas harian Austria adalah 1.500," kata Sekretaris Kementerian Dalam Negeri Slovania, Bostjan Sefic seperti dikutip dari BBC, Senin (19/10/2015).
Pembatasan nomor telah menyebabkan penumpukan migran dan pengungsi di perbatasan Kroasia dengan Serbia. Sebagian dari mereka berniat melewati Slovenia menuju Austria, tetapi para pejabat di negara itu juga sudah menetapkan kuota harian.
"Slovenia hanya akan memungkinkan 2.500 migran untuk menyeberang perbatasan setiap hari -- setengah jumlah yang diminta negara tetangga Kroasia," ucap Sefic.
Sekitar 4.000 migran dilaporkan menunggu di sebuah pusat penerimaan di kota Kroasia timur, Opatovac. Mereka berharap bisa melanjutkan perjalanan menuju Slovenia. Para imigran itu berminggu-minggu berjalan dari Turki melalui Yunani, Macedonia dan Serbia.
Badan pengungsi PBB mengatakan sekitar 4.000 imigran menyeberang ke Slovenia pada Sabtu 17 Oktober. Minggu 18 Oktober pagi, pihak Austria mengatakan telah mengizinkan sekitar 1.000 orang melintas.
Slovenia menjadi jalur utama bagi para imigran setelah Hungaria menutup perbatasannya pada Jumat 16 Oktober malam.
Sementara itu, Kanselir Jerman Angela Merkel dalam kunjungan ke Turki mengatakan kedua negara berjanji akan bekerja sama untuk menangani membanjirnya imigran dan pengungsi. Lebih lanjut Merkel mengakui Turki selama ini kurang mendapat bantuan.
"Sampai sekarang Turki tidak banyak mendapat bantuan internasional untuk memberikan pelayanan kepada pengungsi, jumlahnya lebih dari 2 juta pengungsi Suriah, ratusan ribu pengungsi Irak. Selain itu, fakta bahwa tugas besar sedang diemban di Turki ini maka hal itu menimbulkan tekanan terhadap pergerakan manusia tertentu, melalui migrasi gelap," jelasnya pada Minggu 18 Oktober. (Tnt/Rie)*