Liputan6.com, Perth - Setelah bertahun-tahun mencari, seorang prajurit veteran perang Vietnam dari Australia akhirnya berhasil menemukan keluarga tentara yang ia tembak mati untuk mengembalikan barang-barang prajurit itu.
Ian Williamson tidak pernah bermimpi untuk ikut perang. Namun, usianya yang masih 20 tahun saat itu wajib ikut membela negaranya. Ia menghabiskan masa 8 bulan di hutan pedalaman Vietnam.
Advertisement
Di sana, pria asal Perth itu ikut dalam Operasi Overlord -- sebuah operasi militer selama 2 minggu di Phuoc Tuy, 35 kilo meter dari tenggara Saigon.
Sekarang, Williamson dengan dukungan dari anak perempuannya Amanda -- seorang letnan kolonel di Angkatan Darat Australia, kembali ke Vietnam. Mereka menelusuri jejak-jejak masa lalu dan mencoba menghadapi beban yang ia pangggul di bahunya selama 4 dekade.
"Tak ada yang bisa menghentikanku sekarang," tutur Williamson kepada ABC News, Senin (19/10/2015)
"Aku ingin melakukannya dan aku pikir ini akan sangat baik," katanya lagi.
Vietnam 13 Juni 1971, prajurit Willamson mencabut nyawa sesamanya di Vietnam. Momen itu adalah saat ia harus menyelamatkan nyawanya sendiri.
Namun semenjak saat itu, bayangan akan kematian prajurit itu menghantui hidupnya.
"Aku bisa melihat gerakan di antara pohon-pohon, 30 meter dari jarak yang saat itu sedang berpatroli," kenang Williamson yang kini berusia 64 tahun.
"Aku berhenti. Aku pandangi objek itu yang terus menerus bergerak. Hingga 20 meter di hadapanku, aku yakin, ia prajurit musuh," terangnya.
"Ia membawa senapan AK47, dan sesaat aku melihat senjata itu, segera kuhujani dengan senapanku. Aku berhenti setelah setengah detik dan asap menghilang, lalu kuhujani lagi dengan sisa peluru," cerita Williamson.
"Aku melihat tubuhnya di tanah. Ia terlentang. Tim Medis mengecek dan ia telah tewas. Aku sadar bahwa ia terkena balok kayu."
"Di satu sisi, aku lega, ia mati begitu cepat. Tak perlu menderita."
Sang Prajurit itu dilucuti baju dan senjatanya oleh pasukan Williamson dan setelah itu dikubur. Komandannya memberi kompas dan hammock yang diambil dari prajurit itu.
"Aku bilang,'Terima kasih Pak,'Aku simpan dalam tasku, dan selama 44 tahun ada di situ."
Dua Tahun Mencari Keluarga Prajurit
Butuh dua tahun bagi Williamson dan anaknya Amanda mencari keluarga sang prajurit untuk mengembalikan barang-barangnya.
"Menurutku, ini salah satu cara untuk mengatakan, dari keluarga kami ke keluarga Anda, kami telah menjaga barang-barang ini dengan baik selama 40 tahun," kata Amanda sang putri veteran.
"Perang membawa tragedi untuk semua orang dan untuk semua keluarga. Ini adalah cara nyata bagi kami untuk minta maaf dengan mengembalikan barang-barangnya. Semoga mereka mendapat kenyamanan," tambahnya lagi.
Williamson sendiri bukan tidak galau saat memutuskan mengembalikan barang-barang itu.
"Ku pikir aku bisa menata hati ini, namun menjelang keberangkatan, apalagi di pesawat, ada yang menusuk hati ini," ujar Williamson.
"Aku ternyata tidak setangguh itu dan betul-betul mempengaruhi hidupku," katanya lagi.
Kedatangan Williamson ke Vietnam berkat Ngo Thai Thuy Hang, pendiri Marin -- sebuah LSM Vietnam yang menelusuri prajurit Vietnam yang hilang selama perang medio 60-70an itu.
Dalam hitungan minggu, lembaga tersebut bisa mendapatkan informasi tentang siapa prajurit itu: Sersan Nguyen Sy Huy yang ditembak dan tewas oleh Williamson saat berusia 24 tahun kala itu.
Willamson harus pergi ke Provinsi Thanh Hoa, 200 kilo meter dari selatan Hanoi untuk bertemu keluarga dan mantan tunangan sang prajurit.
Advertisement
Derai Air Mata
Dalam sebuah momen yang mengharu-biru, Wiliamson dan Amanda disambut baik oleh keluarga. Hammock dan kompas pun beralih tangan.
"Aku jelas tak punya hak untuk membayangkan betapa sedihnya kalian melewati ini semua dan kehilangan Huy," kata Williamson sambil menangis.
"Aku sungguh berharap bisa membantu dan membuat pikiranmu istirahat dan mungkin arwah Huy pun bahagia," tambahnya.
Dalam momen penyerahan ini, adik Huy, Nguyen Sy Dinh tak kalah emosinya.
"Sampai hari ini, aku tak bisa berkata apa-apa selain terima kasih," kata Nguyen terbata-bata.
"Namun, kami masih punya satu harapan lagi, bagaimana kami bisa menemukan jenazah adikku dan membawanya ke sini? Ini harapan kami," pintanya.
Pun dengan mantan tunangan Huy, Nguyen Thi Tho. Ia tak henti-hentinya mengusap air mata dari pipinya. Ia bercerita betapa menderitanya sang kekasih tak kunjung pulang. Butuh 10 tahun untuknya agar bisa menikahi pria lain.
"40 Tahun lalu, saat ia pergi, ia janji akan kembali. Aku telah menunggu sekian lama," kata Thi sambil menangis. Perempuan yang kini berusia 68 tahun ini tak bisa membendung emosinya lagi, saat ia menerima barang-barang dari sang kakak.
Ribuan tentara Vietman dipercaya masih hilang. Ini adalah salah satu kisah dari dua keluarga yang tersiksa karena perang.
"Aku bahagia, sungguh," kata Williamson lega.
Perang Vietnam adalah perang di mana Tentara Australia turut terlibat semenjak perang dimulai hingga berakhir. Ini adalah perang terlama yang diikuti oleh Negara Benua Kanguru dibanding perang-perang lainnya, yaitu pada 1966 hingga 1975.
Lebih dari 60 ribu pasukan dikerahkan untuk membantu sekutu Amerika Serikat, termasuk di antaranya prajurit-prajurit hasil rekrutan dari wajib militer. (Rie/Tnt)