Pembangunan Infrastruktur Dinilai Belum Maksimal

infrastruktur yang dibangun dinilai belum maksimal

oleh Septian Deny diperbarui 19 Okt 2015, 16:06 WIB
Pekerja menyelesaikan pembuatan pondasi jalan layang Tendean - Ciledug khusus Transjakarta di kawasan Mampang, Jakarta, Sabtu (12/10/2015). Pembangunan jalan layang Tendean - Ciledug koridor XIII diharapkan rampung 2017. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Sejak awal pemerintahannya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung mencanangkan pembangunan infrastruktur di berbagai sektor. Namun pada 1 tahun masa pemerintahan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut, infrastruktur yang dibangun dinilai belum maksimal.

"Perlu kita akui memang ada beberapa kemajuan, tapi berjalan tanpa arah," ujar Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti di kawasan Menteng, Jakarta, Senin (19/10/2015).

Dia mencontohkan, proyek pembangunan kereta cepat yang menggandeng BUMN asal China. Menurut Ray, pembangunan kereta cepat pada dasarnya bukan menjadi bagian dari Nawacita Presiden Jokowi. Namun hal ini tetap dipaksakan untuk dibangun.

"Kereta cepat, skenario apa dalam Nawacita? Kan tidak jelas," kata dia.

Menurut Ray, pembangunan kereta cepat ini seolah hanya ingin menunjukan kepada masyarakat bahwa pemerintah ingin mengejar ketertinggalan Indonesia dalam bidang transportasi.

"Ini terpaksa dibuat untuk menunjukan kepada masyarakat kita sedang kejar di bidang transportasi. Ini kan tidak ada dalam Nawacita," ungkapnya.

Menurut Ray, meski 1 tahun masa pemerintahan telah terlewati, namun masih ada sisa 4 tahun yang harus dimanfaatkan dengan baik oleh Presiden Jokowi. Dia berharap Jokowi tidak hanya menggenjot realisasi pembangunan, tetapi juga diiringi dengan tujuan yang jelas.

"Kalau ada pembangunan fisik yang tidak lahir dari Nawacita, itu hanya pembangunan kejar tayang untuk membuktikan bahwa di era ini ada pembangunan besar-besaran," tandasnya. (Dny/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya