Pengusaha, PNS Sampai Artis Borong ORI 012

Jumlah pemesan ORI 012 berdasarkan kelompok profesi, terbanyak bersumber dari pegawai swasta yang mencapai 25,24 persen.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 19 Okt 2015, 17:38 WIB
Obligasi Negara Ritel.

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiyaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Ditjen PPR Kemenkeu) menyatakan, pemesan atau investor yang tercatat memborong Obligasi Ritel Indonesia (ORI) 012 paling banyak dari kalangan pegawai swasta. Sementara jumlah pembelian surat utang ini terbesar pada di atas Rp 100 juta-Rp 500 juta.

Direktur Surat Utang Negara Ditjen PPR Kemenkeu, Loto Srinaita Ginting mengungkapkan, sebetulnya realisasi pemesanan ORI012 mencapai Rp 27,7 triliun atau lebih tinggi dari target indikatif awal Rp 20 triliun. 

"Awalnya target indikatif penjualan ORI 012 Rp 20 triliun, tapi naik menjadi Rp 25 triliun dan ditambah lagi jadi Rp 27,4 triliun," kata dia saat Konferensi Pers di katornya, Jakarta, Senin (19/10/2015).

Lebih jauh dijelaskannya, total pemesan ORI 012 telah menembus 49.521 pemesan yang tersebar di 34 Propinsi. Terdiri dari 45.298 investor dengan jumlah investor baru sebanyak 28.520 investor. Dengan demikian, basis investor ORI 001 sampai 012 sebanyak 214.852 investor.

"Total pemesan 49.521 di ORI 012 merupakan yang tertinggi dari penerbitan ORI 001-ORI 011. Dan jumlah investor berdasarkan identitas KTP 45.298 adalah yang terbesar," papar dia.

Dari data DJPPR Kemenkeu, profil pemesan ORI 012 meliputi, jumlah pemesan terbesar dalam kisaran di atas Rp 100 juta sampai dengan Rp 500 juta dengan porsi 36,7 persen. Minimum pemesanan ORI 012 dibatasi Rp 5 juta dan maksimal Rp 3 miliar.

Jumlah pemesan berdasarkan kelompok profesi, terbanyak bersumber dari pegawai swasta 25,24 persen, disusul wiraswasta atau pengusaha 21,36 persen, Ibu Rumah Tangga 11,30 persen, pegawai otoritas atau lembaga atau BUMN atau BUMD mencapai 8,37 persen.

Sedangkan pembeli yang berasal dari kalangan Pegawai Negeri Sipil (PNS) tercatat 7,85 persen, profesional 5,12 persen, pensiunan 2,46 persen, pelajar atau mahasiswa 1,09 persen, TNI atau Polri 1,09 persen, pekerja seni 0,01 persen dan lainnya mencapai 16,08 persen.

"Paling banyak dari pegawai swasta, karena profesi ini punya daya beli besar untuk membeli ORI 012. Tapi pekerja seni masih relatif kecil, mungkin kita harus makin giat sosialisasi dengan artis," papar Loto.

Dari sisi kelompok umur, dia mengaku, pemesan dengan usia di atas 40 tahun mencapai 35.396 pemesan (71,48 persen) dengan volume pemesanan Rp 21,65 triliun (78,90 persen). "Jadi rata-rata volume per pemesan adalah Rp 554 juta," ujarnya.

Loto mengatakan, melalui perluasan basis investor ke ritel dan berasal dari domestik, neraca keuangan Indonesia lebih aman mengingat prilaku investor tersebut tidak mudah goyah ataupun terpengaruh atas guncangan ekonomi. Kondisi ini berbeda apabila surat utang dimiliki institusi dan pihak asing.

"Kalau ekonomi lagi drop, kecenderungan prilaku investor institusi bisa melepas semua (surat utang). Tapi kalau investor ritel tidak akan terpengaruh. Investor ritel semakin banyak jumlahnya, semakin baik buat pengelolaan penerbitan kita dan bagi keuangan kita," jelas Loto. (Fik/Gdn)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya