Wow, Jantung Buatan Ini Terbuat dari Busa

Kini jantung buatan dapat dibuat berulang-ulang dengan teknologi pencetakan 3 dimensi pada bahan busa poroelastik. Bagaimana caranya?

oleh Liputan6 diperbarui 19 Okt 2015, 20:15 WIB
Kini jantung buatan dapat dibuat berulang-ulang dengan teknologi pencetakan 3 dimensi pada bahan busa poroelastik. Bagaimana caranya?

Liputan6.com, Ithaca - Sejumlah kasur busa yang beredar di pasaran dikenal dengan sifat yang mampu ‘mengingat’ bentuk beban tubuh manusia yang tidur di atasnya. Bahan ‘elastomer foam’ serupa kasur itu ternyata dapat dipakai menjadi 'pompa' yang tampak dan berfungsi selayaknya jantung manusia.

Para peneliti di Cornell University menggunakan busa silikon poroelastik yang dapat dibentuk menjadi bentuk apapun melalui proses pencetakan 3 dimensi (3D printing) selama bahannya masih dalam keadaan cair.

Setelah mengeras, bahan busa itu tetap lembut dan lentur, namun dapat diregang hingga 600% dari ukuran semula. Bukan hanya itu, busa ini juga memiliki pori-pori yang saling terhubung sehingga memungkinkan cairan untuk melewatinya. Saling keterhubungan ini dapat diatur sedemikian rupa sehingga dapat menentukan bagaimana cairan harus bergerak melalui busa tersebut.

Demi menjaga cairan dalam bilik-bilik tetap pada tempatnya masing-masing di dalam jantung buatan, para ilmuwan melapisi bagian luarnya dengan cangkang silikon/serat karbon yang luwes. Pelapisan tidak dilakukan di saluran masuk dan keluar cairan dari dalam ‘jantung’ ini.

Dengan mengatur jumlah dan jenis bahan yang dipakai untuk cangkangnya, bagian-bagian jantung ini dapat dirancang supaya mengembang dengan kecepatan yang berbeda-beda. Dengan pengaturan demikian, suatu cetakan berbentuk bola dapat berubah bentuk menjadi seperti telur lonjong ketika diisi dengan udara ataupun cairan.

Para peneliti sudah mulai mengerjakan tangan prostetik terbuat dari busa dan sedang mengupayakan supaya bahannya bersifat biokompatibel dan disetujui oleh badan pengawas makanan dan obat-obatan, Food and Drugs Administrator (FDA). Hebatnya, pembuatan jantung tersebut dapat dilakukan melalui proses yang cepat dan mudah dan memungkinkan rancangan yang disesuaikan untuk memenuhi persyaratan perseorangan.

Selama ini jantung yang rusak seringkali harus menunggu donor atau mendapatkan transplantasi dari babi. Masing-masing memiliki risiko misalnya lamanya masa menunggu keberadaan donor, penolakan tubuh manusia terhadap jantung lain, ataupun risiko tertular virus PERV dari donor jantung babi. Nah, mau miliki jantung busa? (Alx)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya