Menyelami Sikap Emosional "Batu Karang" Persib

Karakter agresifnya begitu disegani penyerang-penyerang lawan.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 19 Okt 2015, 20:19 WIB
Bek Persib, Vladimir Vujovic (kanan) memeluk kiper I Made Wirawan usai laga melawan Persebaya United di laga Grup A Piala Presiden 2015 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Minggu (6/9/2015). Persib unggul 2-0. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Di atas lapangan, sosok bek tengah Persib Bandung, Vladimir Vujovic dikenal sebagai batu karang yang sulit dihancurkan penyerang-penyerang lawan. Pemain yang akrab disapa Vlado ini tak pandang bulu dalam menjaga  area pertahanan Maung Bandung.

Pemain berusia 33 tahun ini dikenal ngotot dan sangat agresif ketika tampil di lapangan bersama Persib. Bahkan, Vlado tak jarang menerima kartu akibat permainannya yang menjurus keras dan kasar. Aura garang terpancar dari Vujovic selama dirinya berada di lapangan.

Kesuksesan Persib menjuarai Piala Presiden 2015 tak lepas dari penampilan Vujovic yang bermain lugas dan ngotot di lini belakang. Persib menang 2-0 atas Sriwijaya FC di laga final yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (18/10/2015).

Ketika ditemui Liputan6.com, Vladotengah mengompres kakinya seusai pertandingan final Piala Presiden. Namun, tidak seperti tampilannya di atas lapangan, aura garang itu luntur, Vlado tampak ramah dan mau berbincang panjang lebar mengenai apapun, termasuk biaya hidup yang mahal di negara asalnya, Montenegro.


Puji Bobotoh

Vladimir Vujovic berduel dengan kiper PBFC Galih Sudayono (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Vlado memuji habis-habisan bobotoh, sebutan suporter Persib, yang datang langsung ke Jakarta demi mendukung Firman Utina dan kawan-kawan di final Piala Presiden.  Dia juga menuturkan betapa bangganya bisa memenangi tiga trofi dari empat laga final yang pernah dilakoninya.

"Terima kasih sebesar-besarnya untuk bobotoh, kami besar karena mereka. Kami tidak bisa melakukan ini tanpa mereka. Selama saya di sini, ini final keempat kami, dan kami telah memenangkan tiga trofi," ucap Vujovic.  

Menurut Vlado, uang hasil hadiah dari Piala Presiden tidak seberapa bila dibandingkan dengan biaya hidup tinggi di Montenegro. Namun, menjadi juara bersama Persib adalah hal yang luar biasa bagi Vujovic.  

"Di negara saya, uang dari juara di sini mungkin tidak terlalu besar, karena di negara saya, biaya hidup mahal. Biaya hidup di Indonesia lebih baik, lebih murah.  Tapi, ini bukan persoalan uang, tapi soal perasaaan yang tak terbayar menjadi juara. Ini sebuah kebanggaan," ungkap pemain yang memiliki empat caps bersama Timnas Montenegro ini.


Karakter Agresif

Vladimir Vujovic (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

"Saya bermain di Persib tanpa kontrak untuk turnamen ini. Tanpa gaji, tanpa kontrak, ini risiko yang besar buat saya. Jika saya cedera, siapa yang akan bertanggung jawab?" tuturnya.

Sambil bersungut-sungut, Vlado juga heran dengan banyak orang yang mempertanyakan tentang karakter agresifnya di lapangan. Bagi Vujovic, begitulah cara bermain yang dia yakini untuk bisa mengangkat moral rekan-rekan setimnya saat tengah dalam kesulitan.       

"Banyak orang bertanya tentang karakter saya. Terkadang tim tidak bermain bagus, saya bisa emosional karena saya menginginkan hasil yang bagus. Jadi, saya mencoba membangkitkan semangat tim dengan reaksi saya di lapangan," jelasnya.

"Untuk membuat tim bermain dengan tempo lebih cepat. Setiap pertandingan saya bermain agresif dan untuk menghadapi pemain yang bagus, saya harus lebih agresif. Itu cara bermain yang saya yakini," ujar Vujovic.(Win/Rco)

Baca juga:

Parade Fans Cantik di Laga Persib vs Sriwijaya

Dianggap Provokator, Suporter Persib Diamankan Polisi

Persib Juara Piala Presiden, Umuh: Terima Kasih The Jakmania!

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya