Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah fokus pada pengembangan industri hulu dalam negeri di sektor farmasi untuk mengurangi ketergantungan impor peralatan kesehatan dan bahan baku atau produk obat. Ini merupakan kebijakan jangka menengah demi kemajuan industri farmasi domestik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengungkapkan, pemerintah membahas kebijakan industrialisasi, termasuk industri kesehatan, ekonomi kreatif, e-commerce dan lainnya.
Fokus pembahasan ini mengundang Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf.
"Sudah saatnya kita menyusun kebijakan jangka menengah. Pemerintah kan sudah menjalankan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pengeluarannya besar. Tentu kita ingin mengaitkan dengan industri farmasi dan kesehatan, serta industri kreatif," jelas dia di kantornya, Jakarta, Senin (19/10/2015).
Darmin mengakui bahwa impor di sektor farmasi, seperti alat kesehatan dan produk obat sangat tinggi seiring menggeliatnya industri tersebut. Dengan begitu, sangat penting bagi pemerintah untuk membangun dan mengembangkan industri hulunya.
"Pembahasan ini belum selesai, ini baru satu putaran. Jadi masih akan ada putaran rapat-rapat berikutnya," ucapnya.
Menteri Perindustrian, Saleh Husein menambahkan, saat ini bahan baku obat dan alat kesehatan masih impor hingga 90 persen. Padahal industri ini berpotensi untuk meningkatkan kinerja ekspornya.
"Untuk kesehatan banyak yang masih impor bahan bakunya, 90 persen masih impor. Tentunya untuk mengurangi impor, kami dengan produksi bahan baku dari dalam negeri," jelas dia.
Sementara Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengungkapkan, saat ini pihaknya akan membahas mengenai penguatan industri alat kesehatan dan obat. "Iya (penguatan industri dalam negeri). Tapi doakan ya," pungkasnya. (Fik/Gdn)
Energi & Tambang