Liputan6.com, Singapura - Mengawali pekan ini, harga emas ditutup melemah seiring investor mengambil keuntungan. Apalagi harga emas sudah mencapai level tertinggi dalam 3,5 bulan, dan harga emas pun cenderung konsolidasi.
Harga emas untuk pengiriman Desember di divisi Comex turun US$ 10,30 ke level US$ 1.172,80 per ounce. Penurunan harga emas ini diikuti harga perak yang susut US$ 0,37 ke level US$ 15.845 per ounce.
Advertisement
Pergerakan harga emas ini juga didorong dari indeks dolar Amerika Serikat (AS) cenderung lebih tinggi terhadap mata uang utama lainnya. Indeks dolar AS naik 0,46 persen menjadi 94,96.
Penguatan indeks dolar AS terjadi setelah tekanan jual yang terjadi. Selain itu, harga komoditas lain seperti harga minyak juga melemah.
Mengutip laman Reuters, Selasa (20/10/2015), harga emas tertekan setelah laporan data ekonomi AS menguat di akhir pekan lalu. Harga konsumen AS menguat di awal Oktober. Hal tersebut membuat spekulasi investor kalau bank sentral AS atau The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga. Di awal pekan ini juga China melaporkan produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal III 2015.
Ekonomi China melambat menjadi 6,9 persen, dan angka ini terendah sejak 2009. Hal ini meningatkan tekanan kepada pemerintah untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut.
"Harga emas akan berada di sekitar US$ 1.170-US$ 1.175, dengan level support di kisaran US$ 1.150," ujar Trader Grup MKS, Sam Laughlin.
Sentimen lainnya yang mempengaruhi harga emas yaitu mengenai batas utang AS. Bila batas utang AS tidak dinaikkan maka akan terjadi shutdown lagi pada awal November. Namun, sejauh ini pelaku pasar menilai tidak akan terjadi konfrontasi antara anggota parlemen AS. (Ahm/Igw)