Dilanda Kemiskinan, Warga Bangladesh Berduyun-duyun Jual Ginjal

Kemiskinan yang melanda warga di Kalai, Bangladesh, membuat mereka memutuskan untuk menjual ginjal demi mendapatkan uang.

oleh Yulia Lisnawati diperbarui 20 Okt 2015, 13:07 WIB
Kemiskinan yang melanda warga di Kalai, Bangladesh, membuat mereka memutuskan untuk menjual ginjal demi mendapatkan uang.

Citizen6, Bangladesh Peringatan Hari Pemberantasan Kemiskinan Sedunia (The International Day for the Eradication of Poverty) baru saja berakhir beberapa hari lalu, tapi tetap saja kemiskinan masih merajalela masyarakat di dunia. 

Kemiskinan yang melanda warga di Kalai, Bangladesh, membuat mereka memutuskan untuk menjual ginjal demi mendapatkan uang. Dilansir Channel News Asia pada Selasa (20/10/2015), seorang ibu bernama Rawshan Ara tak segan mengikuti jejak keluarganya dengan menjual ginjal untuk membiayai kelangsungan hidup keluarganya.

"Saya lelah hidup dalam kemiskinan, makannya saya menjual ginjal agar mendapatkan uang," ucap Ara di distrik Kalai.

Channelnewsasia.com

Perempuan berusia 28 tahun itu mengeluhkan kondisi suaminya yang tak dapat memberikan nafkah untuk dia dan putrinya, padahal anaknya harus tetap melanjutkan pendidikannya.

"Suami saya sakit terus menerus, dan pendidikan putri saya semakin mahal. Saya sudah bekerja sebagai pembantu di Dhaka, namun upahnya tetap yak mencukupi," tambahnya.

Channelnewsasia.com

Polisi setempat menduga bahwa ada sekelompok orang yang membujuk warga untuk melakukan operasi ginjal agar mereka mendapat komisi ketika berhasil merekrut orang.

"Tahun ini saja sudah ada 40 warga Kalai telah menjual ginjal mereka. Diperkiran, sejak tahun 2005 sekitar 200 orang memutuskan menjual ginjalnya" jelas Sirajul Islam, kepala polisi setempat kepada AFP.

Sirajul menambahkan bahwa masyarakat di 12 desa telah melakukan perjalanan ke perbatasan India untuk menuju rumah sakit yang menampung mereka dalam melakukan operasi.

"Orang-orang yang telah menjual ginjal mereka sendiri berubah menjadi agen dan bagian dari jaringan perdagangan orang. Agen ini awalnya menargetkan keluarga mereka, kerabat, kemudian penduduk desa," lanjutnya.

(ul)

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya