JK: Heroisme Menteri Jangan Jadi Patokan Penilaian

Kinerja menteri harusnya diukur atas capain-capaian yang berdampak pada kemajuan bangsa.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 20 Okt 2015, 20:18 WIB
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat menghadiri HUT ke-70 Palang Merah Indonesia (PMI) di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (17/9/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Poltracking Indonesia merilis 4 menteri yang dinilai publik berkinerja baik. Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai ada banyak sisi yang harus dilihat untuk menentukan menteri mana yang berkinerja baik.

Mantan Ketua Umum partai Golkar yang akrab disapa JK ini mengatakan, publik kadang hanya melihat dari apa yang ada di media dan sisi heroisme sang menteri belaka.

"Masyarakat umumnya menilai dari sisi penglihatannya, heroismenya, sikapnya, itu jangan jadi patokan. Tapi sejauh mana menteri yang ditugaskan itu memberikan dampak kemajuan atau tidak," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (20/10/2015).

Menurut JK, kinerja menteri harusnya diukur atas capain-capaian yang  berdampak pada kemajuan bangsa. ‎Ia juga mengakui ada sejumlah menteri yang peformanya kurang. Oleh karena itu, evaluasi harus terus dilakukan, karena evaluasi bukan berarti menteri tersebut diganti.

"Evaluasi kan tidak harus diganti, mungkin dengan dinasihati, ditegur, bisa jadi diberikan dukungan, diperiksa anggarannya, kurang apa tidak, jadi banyak macam-macamnya," tegas JK.

Hasil temuan survei nasional Poltracking Indonesia menyimpulkan hanya 4 menteri di Kabinet Kerja Jokowi-JK yang diberi nilai puas oleh publik. Mereka adalah Susi Pujiastuti 63,79 persen, Anies Baswedan 49,47 persen, Lukman Hakim Saifudin 46,42 persen, Khofifah Indar Parawansa 46,11 persen, dan Puan Maharani 44,21 persen.

"Keempat menteri tersebut, Susi, Anies, Lukman dan Khofifah, publik membaca presepsi, popularitas dan kerjanya juga dianggap positif," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda. (Dms/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya