Berlawanan dengan Bursa Asia, IHSG Dibuka Menguat Tipis

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.946 kali dengan volume perdagangan saham 166 juta saham.

oleh Arthur Gideon diperbarui 21 Okt 2015, 09:16 WIB
Ilustrasi IHSG (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Berlawanan arah dengan Wall Street dan bursa Asia, Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Namun potensi pelemahan IHSG masih bisa terjadi. 

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (21/10/2015) IHSG menguat 11,36 poin atau 0,25 persen ke level 4.597,19. Indeks saham LQ45 naik 0,37 persen ke level 719,82.

Penguatan IHSG ini berlanjut pada pukul 09.00 WIB. IHSG naik 24,64 poin atau 0,54 persen ke level 4.612,07. Indeks saham LQ45 menguat 0,85 persen ke level 795,80. Seluruh indeks saham acuan menguat pada perdagangan hari ini.

Ada sebanyak 80 saham menghijau sehingga membuat IHSG menguat meskipun terbatas. 24 saham melemah dan 31 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.946 kali dengan volume perdagangan saham 166 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 151,87 miliar.

Secara sektoral, seluruh sektor saham menguat. Penguatan terbesar dibukukan oleh sektor perkebunan yang naik 1,45 persen dan disusul oleh sektor infrastrtuktur yang menguat 0,78 persen. Sedangkan sektor keuangan mampu menguat 0,75 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 8 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 8 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham VRNA naik 9,68 persen ke level Rp 170 per saham, saham BULL mendaki 7,59 persen ke level Rp 85 dan saham BUDI menguat 5,71 persen ke level Rp 74 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham NIRO turun 3,45 persen ke level Rp 112 per saham, saham BBYB melemah 3,1 persen ke level Rp 125 per saham, dan saham MPPA merosot 2m84 persen ke level Rp 2.570 per saham.

Analis PT BNI Securities, Ankga Adiwirasta menjelaskan, Indeks Dow Jones pada perdagangan Selasa kemarin (20/10/2015) ditutup melemah 0,08 persen ke level 17.217,11 sementara indeks S&P 500 ditutup melemah 0,14 persen ke level 2.030,77.

Indeks melemah didorong oleh lebih tingginya sentimen negatif dari data beberapa laporan keuangan emiten di kuartal ketiga ini, jika disansingkan dengan data yang bagus dari laporan indeks perumahan.

Sementara itu bursa Asia pada perdagangan Selasa kemarin ditutup dalam teritori positif. Indeks Nikkei ditutup menguat 0,42 persen ke level 18.207,15. Indeks menguat diiringi pelemahan yang terjadi pada nilai tukar Yen terhadap dolar AS yang menyentuh level 119,84 yang menjadi katalis positif terhadap produk ekspor Jepang.

Ankga mengatakan, meskipun pada awal perdagangan IHSG mampu menguat namun potensi pelemahan diprediksi terjadi di bursa saham Indonesia.

"Sentimen dari pelemahan bursa AS diprediksi berpengaruh terhadap Indeks IHSG. Namun demikian potensi pergerakan IHSG diprediksi masih dalam kecenderungan mix," tuturnya.

IHSG diprediksi akan berada di rentang 4.550 hingga 4.630 dengan saham pilihan diantaranya BBNI, ASII, PGAS, JSMR, CTRA, ADHI, ADRO, BJBR. (Gdn/zul)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya