Jokowi: Pelemahan Rupiah Untungkan Industri Berbahan Baku Lokal

Dengan kondisi ekonomi global yang belum membaik seperti saat ini banyak mempengaruhi pemintaan produk-produk asal Indonesia.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Okt 2015, 12:56 WIB
Ilustrasi dana BLT

Liputan6.com, Jakarta - Meski telah menguat dibandingkan sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga kini belum mampu kembali ke bawah Rp 10.000.

Meski demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa masih tingginya kurs rupiah ini justru membawa untung bagi produk-produk yang menggunakan bahan baku lokal.

"Dengan kurs dolar ke Rp 13.600 yang paling diuntungkan adalah ekspor yang memakai bahan baku lokal, yang kandungan lokalnya tinggi itu yang dapat keuntungan banyak," ujarnya di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (21/10/2015).

Dia mencontohkan, kerajinan rotan di Cirebon, Jawa Barat, mengalami kenaikan nilai ekspor yang signifikan akibat pelemahan ini. Dengan demikian, harusnya dengan pelemahan rupiah bisa merangsang industri-industri semacam ini untuk tingkatkan volume ekspornya.

"Seperti rotan, tadi saya tanya naik dari Cirebon, dari 1.200 menuju 1.700. Pasti naik karena memang sudah ada peluang untuk bisa berkompetisi," kata dia.

Jokowi menyadari, dengan kondisi ekonomi global yang belum membaik seperti saat ini banyak mempengaruhi pemintaan produk-produk asal Indonesia. Meski demikian, hal tersebut diharapkan tidak menurunkan semangat industri dalam negeri untuk menggenjot ekspornya.

"Ini memang pasar-pasar yang kita tuju untuk produk-produk memang semuanya baru melemah. Jadi kondisi semua negara sama, yang paling penting bagaimana surplus neraca perdagangan kita masih bisa kita pertahankan. Itu yang paling penting. Data terakhir kita kemarin, surplusnya masih dan ekspornya dari bulan sebelumnya juga merangkak naik. Saya kira itu sangat bagus," tandasnya. (Dny/Gdn)*

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya