Tingkatkan Ekspor, Mendag Jajaki Negara Tujuan Baru

Produk-produk Indonesia memiliki potensi besar untuk diekspor ke berbagai negara di seluruh dunia.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Okt 2015, 15:17 WIB
Suasana bongkar muat di Jakarta International Contener Terminal (JICT),Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/9/2015). Nilai ekspor Indonesia Agustus 2015 mencapai US$12,70 M atau meningkat 10,79 persen dibanding ekspor Juli 2015. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Guna mendorong peningkatan ekspor nasional, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan Menteri Perdagangan Thomas Lembong untuk membuka pasar tujuan ekspor baru (non-tradisional).

Menanggapi hal ini, Thomas menyatakan pihaknya tengah mempelajari negara-negara yang punya potensi besar untuk dijadikan negara tujuan ekspor produk-produk Indonesia ke depannya. Untuk itu, ia akan memanfaatkan ajang pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2015 yang mulai dibuka Rabu (21/10/2015) ini.

"Untuk non-tradisional, jadi memang pengamatan saya di TEI itu buyers-nya banyak yang non-tradisional," ujarnya di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (21/10/2015).

Thomas mengatakan, pihaknya juga telah mengincar negara-negara yang akan dijadikan pasar baru bagi produk Indonesia. Namun, untuk negara baru seperti ini, nilai ekspornya diperkirakan tidak akan sebesar pasar tradisional.

"Contohnya Nigeria, Bangladesh, Saudi Arabia. Selain itu, memang pertumbuhan ekspor kita ke negara tersebut cukup besar, walaupun nilainya tidak sebesar negara tujuan ekspor pertama," katanya.

Untuk melancarkan target perluasan ekspor ini, lanjut Thomas, Kementerian Perdagangan bersama dengan pihak-pihak terkait seperti Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) akan berupaya meningkatkan pelayanan dan promosi di dunia internasional.

"Lebih banyak beri perhatian, tentunya dalam pelayaanan, promosi, dan lebih banyak berkunjung ke sana, dan mengadakan dialog dengan buyers dan investor. Kemenlu sangat berperan. Jadi sinergi dengan Kemenlu sangat penting karena mereka ujung tombak hubungan kita dengan mancanegara," tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa produk-produk Indonesia memiliki potensi besar untuk diekspor ke berbagai negara di seluruh dunia. Oleh sebab itu, dia meminta Menteri Perdagangan Thomas Lembong dan para duta besar Indonesia untuk mendorong perluasan pasar.

Menurut Jokowi, produk-produk yang selama ini sudah diekspor jangan hanya bergantung pada pasar yang sudah ada. Produk-produk tersebut juga harus mencoba membuka pasarnya ke negara lain.

"Mereka punya peluang untuk memperluas pasarnya. Memang saya sudah tugaskan ke Mendag dan dubes, untuk pasar-pasar non-tradisional itu yang harus dikejar. Jangan hanya pasar-pasar lama, yang pasar tradisional terus yang kita tuju," ujarnya.

Jokowi menyatakan, sekecil apa pun potensi pasar baru, para produsen harus menjajal negara tujuan sebagai pasar baru. Sebab jika tidak, pasar baru tersebut malah akan diambil oleh produk dari negara lain.

"Karena memang pasar di negara-negara sekecil apa pun itu potensinya ada. Sekali lagi, produk kita ini macam-macam sehingga itu menjadi sebuah potensi yang harus didorong," kata dia.

Dalam rangka mendorong ekspor ke pasar non-tradisional tersebut, pemerintah telah memberikan beragam insentif bagi dunia usaha, terutama skala kecil dan menengah. Salah satunya dengan memudahkan pinjaman dan bunga yang lebih rendah. (Dny/Gdn)*

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya