Reaksi Adik Dewie Yasin Limpo atas Tangkap Tangan KPK

Menurut Ichsan, yang tertimpa kasus dugaan suap adalah kakak kandungnya sendiri, yakni Dewie Yasin Limpo.

oleh Eka Hakim diperbarui 21 Okt 2015, 16:28 WIB
Penyidik KPK membawa koper berisi barang bukti usai penggeledahan ruang kerja F-Partai Hanura Dewie Yasin Limpo di Jakarta, Rabu (21/10). Penggeledahan terkait operasi tangkap tangan KPK terhadap Dewie pada Selasa (20/10) malam. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Makassar - Mantan Bupati Gowa, Sulawesi Selatan, Ichsan Yasin Limpo menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus yang menimpa Dewie Yasin Limpo (DYL) ke tangan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Menurut Ichsan, yang tertimpa kasus dugaan suap adalah kakak kandungnya sendiri. Namun ia tetap mendukung segala upaya tentang pemberantasan korupsi seperti apa yang telah dilakukan KPK saat ini.

"Saya pribadi sangat mendukung upaya pemberantasan korupsi yang telah dilakukan oleh KPK sekalipun yang tersangkut adalah ibu Dewi, "ucap Ichsan saat ditemui di Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Sulawesi Selatan di Jalan AP Pettarani, Kota Makassar, Rabu (21/10/2015).

Mengenai masalah yang dihadapi Dewi Yasin Limpo sendiri, menurut Ichsan, ia menyerahkan sepenuhnya penanganannya kepada KPK.

"Namun sampai saat ini pihak keluarga belum mendapatkan kabar jelasnya, kita masih menunggu sampai saat ini," kata Ichsan.

Saat ditanya mengenai berita yang menyebutkan namanya juga merupakan salah seorang yang turut tertangkap tangan oleh KPK bersama kakak kandungnya tersebut, Ichsan menampiknya.

"Tidak tahu siapa yang menzalimi saya, Anda lihat sendiri, saya terus berada di Makassar saya tidak ke mana-mana," terang Ichsan.

Mengenai masalah apa yang dialami Dewi, Ichsan sama sekali mengakui tak tahu tentang itu. "Saya no comment lah soal itu, karena saya sama sekali tak tahu masalahnya apa dan apa," tukas Ichsan.

Anggota Komisi VII Fraksi Hanura, Dewie Yasin Limpo (DYL) ditangkap penyidik KPK bersama 5 orang lainnya, Selasa 20 Oktober 2015 sekitar pukul 18.45 WIB.

Operasi tangkap tangan atau OTT ini diduga terkait kasus suap yang mencapai Rp 1,5 miliar dalam bentuk dolar Amerika Serikat. Suap tersebut disebut-sebut terkait pemulusan proyek pembangkit listrik di Sulawesi Selatan.‎ (Ans/Yus)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya