Liputan6.com, New York - Ketika Billy Sewell mulai menawarkan asuransi kesehatan tahun ini untuk 600 pekerja di restorannya, Golden, ia bertanya-tanya dengan gugup berapa banyak yang akan mengambilnya. Membiayai ratusan asuransi karyawan berarti pengeluaran lebih untuk Sewell dan belum tentu bisnisnya punya keuntungan yang setimpal.
Dari 600 orang, sejauh ini hanya dua orang telah mendaftar. "Kami menawarkan, dan mereka tidak mengambilnya," kata Sewell. Pengalaman ini memunculkan fakta kalau banyak pekerja berupah rendah menolak untuk mengasuransikan kesehatannya.
Undang-Undang Layanan Kesehatan Federal atau The Affordable Care Act di Amerika Serikat memberikan mandat kepada majikan atau perusahaan yang punya lebih dari 50 karyawan untuk menawarkan asuransi kesehatan. Hal ini menjadi kecemasan tersendiri dan beberapa perusahaan memilih memangkas jumlah karyawan mereka.
Namun, dikutip dari The New York Times pada Kamis (22/10/2015), dalam 10 bulan mandat itu berlaku, banyak pemilik usaha yang mengakui sangat sedikit karyawannya yang berminat membuat asuransi kesehatan. Hal ini terutama terjadi pada bisnis kelas menengah ke bawah yang buruhnya digaji rendah per jam, seperti restoran, ritel, serta perhotelan.
Perusahaan yang memiliki 50 hingga 99 pekerja tak diwajibkan untuk menerapkan regulasi ini hingga tahun depan. Dalam skala nasional, sebetulnya Undang-Undang Layanan Kesehatan Federal telah secara signifikan mengurangi jumlah orang Amerika yang tak memiliki asuransi.
Menurut National Health Interview Survey, yang melakukan penelitian federal sejak lama, sekitar 10,7 persen penduduk di bawah 65 tahun di negara itu tidak diasuransikan dalam tiga bulan pertama 2015. Sekarang, jumlah itu turun 17,5 persen dari lima tahun sebelumnya.
Pemerintahan Obama memperkirakan sekitar 14 juta orang dewasa yang sebelumnya tidak diasuransikan telah mendapatkannya dalam dua tahun terakhir ini. Kebanyakan dari mereka adalah pemegang Kartu Sehat atau Medicaid yang disubsidi pemerintah untuk perorangan atau keluarga yang memiliki penghasilan yang rendah. (*)
Pekerja Bergaji Rendah Jarang Ambil Asuransi Kesehatan?
Ketika Billy Sewell mulai menawarkan asuransi kesehatan tahun ini untuk 600 pekerja di restorannya, Golden, ia bertanya-tanya dengan gugup.
diperbarui 22 Okt 2015, 10:00 WIB(Foto: Liputan6.com)
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Apa Itu Eksplanatif: Pengertian, Jenis, dan Contoh Penelitian
Apa Itu Disakarida: Pengertian, Jenis, dan Fungsinya dalam Tubuh
Australia Minta Saran ke OECD Soal Pajak Kripto
Muka-Muka Baru di Barisan Kiper Timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 tanpa Maarten Paes, Ernando hingga Nadeo dan Riyandi
Meroket 90%, Ekspor Sayuran Bubuk Indonesia Tembus Rp 219 Miliar
Cara Simpan Daun Pisang Tetap Segar dan Hijau hingga Sebulan
Trik Cepat Merebus Kacang Hijau hingga Empuk, Bisa Hemat Waktu dan Gas
Apa Itu Dimmer: Panduan Lengkap Memahami Teknologi Pengatur Cahaya
Siapa Kandidat Kuat Kapten Timnas Indonesia untuk Piala ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024?
Apa Itu EBIT dalam Laporan Keuangan: Panduan Lengkap untuk Analisis Kinerja Perusahaan
Suswono Bertemu Rizieq Shihab di Makkah, PKS Yakin Dapat Dukungan Akar Rumput FPI di Pilgub Jakarta
Kemendagri Tunjuk Wagub Rosjonsyah Jadi Plt Gubernur Bengkulu