Liputan6.com, Moskow - Perceraian miliarder Rusia Dmitry Rybolovlev dengan mantan istrinya Elena yang mendapat julukan sebagai 'perceraian termahal sepanjang sejarah' akhirnya berakhir dengan damai melalui kesepakatan bersama.
Mantan pasutri tersebut tidak mengungkapkan jumlahnya secara detail, namun melalui pernyataan bersama mengatakan kesepakatan telah mengakhiri semua prosedur legal pengadilan.
Advertisement
Rybolovlev, 48, mendapatkan kekayaannya menjelang privatisasi ekonomi Rusia, telah menjadi sorotan tahun ini terkait perseteruan legal dengan agen penjual karya seni asal Swiss, Yves Bouvier.
Pria yang masuk dalam daftar orang terkaya di dunia menurut Forbes dan pemilik tim sepakbola As Monaco, tinggal di wilayah Mediterania, menuding Bouvier menjual karya Picasso, Modigliani, Degas dan Gauguin dengan harga yang terlalu tinggi.
Perceraiannya yang sudah menjadi rahasia umum ini berawal pada tahun 2008-- setelah menikah selama 23 tahun, hingga akhir Mei 2014, setelah pengadilan Swiss memberikan Elena Rybolovlev lebih dari SFR 4 miliar setara dengan Rp 56 triliun (kurs: 14.253/Sfr).
Dikutip dari Telegraph, 21 Oktober 2015, pengajuan banding pengadilan di Jenewa pada tahun ini telah membalikkan keputusan tersebut, Rybolovlev, kini hanya perlu membayar SFR 564 juta beserta dua real estate.
Pengacara Elena, tak terima dengan keputusan itu. Mereka kembali banding terhadap keputusan pengadilan Jenewa tersebut Juni lalu di mahkamah agung, dengan syarat bahwa pengadilan tidak akan membuka kasus ini kembali.
Dalam daftar Frobes, Dmitry Rybolovlev, tercatat pada posisi 165 orang terkaya di dunia dengan harta kekayaan berjumlah US$ 8.5 miliar.
Pada hari Rabu, putri miliarder tersebut, Ekaterina, 26, akan melangsungkan pernikahannya dengan pengusaha Juan Sartori di kepulauan Yunani, Skorpios.
Sebelumnya, pulau milik keluarga Onassis, merupakan lokasi pernikahan Aristotle Onassis dengan mantan First Lady AS, Jacqueline Kennedy, pada 20 Oktober 1968.' (Rcy/Rie)